Rombongan Menteri dari UGM Masuk Kabinet Jokowi Jilid II

Sejumlah menteri yang masuk jajaran Kabinet Jokowi Jilid II merupakan alumnus Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 24 Okt 2019, 01:00 WIB
Diterbitkan 24 Okt 2019, 01:00 WIB
UGM
Menteri-menteri Kabinet Jokowi Jilid II banyak yang berasal dari UGM (Liputan6.com/ Switzy Sabandar)

Liputan6.com, Yogyakarta - Sejumlah menteri yang masuk jajaran Kabinet Jokowi Jilid II merupakan alumnus Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta. Sebut saja, Pratikno, Airlangga Hartarto, Budi Karya, Retno Marsudi, Terawan Agus Putranto, dan Basuki Hadimuljono. Para menteri itu melanjutkan pendidikan tinggi jenjang S1 di universitas berjuluk Kampus Pancasila ini.

Sebagian menteri yang berasal dari Keluarga Alumni UGM (Kagama) ini sebenarnya sudah menjadi pembantu presiden dalam kabinet sebelumnya. Dari nama yang disebutkan di atas, hanya Terawan Agus Putranto yang baru saja menjadi menteri kesehatan di Kabinet Jokowi.

"UGM sangat mendukung dan senang alumninya banyak diminta untuk berkontribusi di pemerintahan dan semoga mereka bisa berkontribusi dalam mencapai kemajuan Indonesia," ujar Panut Mulyono, Rektor UGM, Rabu (23/10/2019).

Panut mengaku tidak mempersoalkan kapasitas dan kompetensi menteri terpilih karena kewenangan memilih menteri ada di tangan presiden. Pemilihan menteri juga sudah pasti dilandasi pertimbangan-pertimbangan dari presiden.

Ia juga menilai, perbedaan usia di antara para menteri yang terpilih dalam Kabinet Jokowi Jilid II sudah seharusnya tidak dibesar-besarkan. Setiap generasi memiliki kelebihannya masing-masing dan hal itu yang harus disinergikan untuk mencapai tujuan dan target-target dalam pemerintahan.

"Misal, yang muda secara teknis memiliki penguasaan yang baik, tetapi soal kearifan yang tua biasanya lebih cakap karena sudah memakan asam garam, inilah yang harus disinergikan," kata Panut.

Ia juga menepis anggapan banyak menteri Kabinet Jokowi yang berasal dari UGM karena Jokowi juga merupakan alumnus UGM. Menurut Panut, hal itu tidak bisa dijadikan alasan sebab pemilihan menteri berbasis kompetensi menteri terpilih untuk menjamin kesuksesan dan pencapaian target-target.

"Saya berharap Kabinet Jokowi Jilid II ini bisa bekerja secara sinergis supaya merealisasikan target-target dan jangan ada program yang tidak sesuai dengan target yang disasar," ucapnya.

 

Basuki Hadimuljono Sosok yang Mumpuni

Menteri PUPR
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menerima HB IX Award atas kiprahnya dalam pembangunan infrastruktur di Indonesia (Liptan6.com/ Switzy Sabandar)

Panut mengemukakan pandangannya soal Basuki Hadimuljono yang kembali dipilih menjadi Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

"Kami melihat Basuki adalah pekerja yang sangat baik, terbukti beliau menerima penghargaan dari berbagai institusi," ujarnya.

Dari UGM misalnya, pada 2018, Basuki menerima HB IX Award dan Herman Johannes Award.

Ia tidak menampik jika sosok Basuki kurang terekspos di media massa. Namun, kinerjanya tidak perlu diragukan lagi. Selama memegang Kementerian PUPR, pekerjaan-pekerjaan rumah terkait infrasturktur dari periode sebelumnya berhasil diselesaikan.

Contoh, rencana pembangunan tol di pemerintahan sebelumnya telah dituntaskan pada masa pemerintahan Jokowi periode pertama. Pembangunan asrama-asrama mahasiswa juga berhasil direalisasikan Kementerian PUPR.

 

Simak video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya