30 Negara Kelola Manajemen Zakat di World Zakat Forum

Tata kelola manajemen yang baik merupakan kunci utama dalam mendorong peningkatan upaya pengumpulan zakat.

oleh stella maris pada 05 Nov 2019, 19:08 WIB
Diperbarui 07 Nov 2019, 18:48 WIB
Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum
Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum.

Liputan6.com, Jakarta World Zakat Forum (WZF) 2019 digelar selama tiga hari di Crown Plaza Hotel, Kota Bandung, pada 5-7 November 2019. Acara itu diikuti oleh lembaga dan organisasi pengelola zakat dari 30 negara. 

 Wakil Presiden Republik Indonesia Ma’ruf Amin mengatakan, WZF merupakan tempat untuk merumuskan optimalisasi zakat. Sebab, jika dikelola dengan manajemen yang baik, zakat akan berdampak langsung pada peningkatan ekonomi masyarakat.

"Tata kelola manajemen yang baik merupakan kunci utama dalam mendorong peningkatan upaya pengumpulan zakat," kata Ma’ruf.

Ma’ruf juga menyebut, potensi zakat Indonesia tergolong besar, yakni dapat mencapai Rp230 triliun. Namun, zakat yang bisa dikelola baru Rp8 triliun atau 3,5 persen dari potensi yang ada.

Meski begitu, kata dia, pengumpulan zakat nasional tumbuh 24 persen dalam kurun lima tahun. "Meski tumbuh lebih baik, perlu terobosan lebih baik lagi karena masih jauh dari potensi zakat yang ada," ucapnya.

Oleh karena itu, Ma’ruf menginstruksikan lembaga dan organisasi pengelola zakat untuk terus berupaya memperbaiki manajemen zakat. Misalnya, meningkatkan kesadaran masyarakat wajib zakat (muzaki) dengan berbagai terobosan.

Apalagi, diera digital 4.0, pengelolaan zakat dapat terintegrasi dengan sistem digital. "Juga promosi bisa dengan event-event tertentu, agar pesan mengenai zakat sampai dengan baik ke masyarakat," kata Ma’ruf.

"Intinya perbaikan tata kelola melalui penyempurnaan sistem manajemen, peningkatan kapasitas pengelola, serta sistem monitoring dan evaluasi yang baik," imbuhnya.

Pada kesempatan yang sama, Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum mengatakan bahwa perkembangan teknologi harus dimanfaatkan sebagai saluran penggalangan zakat, seperti situs web, email, dan media sosial. Tujuannya untuk meningkatkan optimalisasi zakat.

"Tantangan yang dihadapi lembaga amil zakat dalam penyebaran dan pengumpulan zakat di era digital adalah mencari jalan yang paling mendekatkan kepada kebutuhan para muzaki akan kecepatan dan ketepatan dalam membayar zakat," kata Uu.

Uu pun optimistis apabila pengelolaan zakat optimal, angka kemiskinan di Jabar akan terus menurun. "Solusi mengentaskan kemiskinan di Jawa Barat ada Badan Amil Zakat. Semoga di Indonesia, Badan Amil Zakat jadi solusi (untuk menurunkan angka kemiskinan)," katanya.

Sekretaris Jenderal WZF Bambang Sudibyo mengatakan, forum internasional tersebut mengangkat tema Optimalisasi Peran Zakat Global lewat Teknologi Digital. Tema itu diangkat guna pengoptimal zakat dengan menggunakan teknologi.

"Tantangannya adalah bagaimana dengan kemajuan teknologi ini bisa lebih meningkatkan percepatan pelayanan bagi para pengelola zakat," ucapnya.

Bambang pun berharap, dengan adanya WZF 2019, dapat dirumuskan bagaimana manajemen zakat yang baik. Tujuannya agar penyerapan zakat semakin besar, penyalurannya tersebar, kemiskinan di dunia dapat ditekan, dan berkontribusi terhadap pembangunan yang berkelanjutan atau SDG’s.

 

(*)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya