Liputan6.com, Padang - Ratusan korban banjir bandang di Nagari Pakan Rabaa Timur, Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat, hingga kini masih bertahan di tempat pengungsian. Hal itu terpaksa dilakukan lantaran material banjir masih menutupi rumah-rumah mereka.
Setidaknya 330 jiwa saat ini masih mengungsi karena rumah mereka belum bisa ditempati. Beberapa rumah di antaranya juga mengalami rusak berat sehingga tidak bisa ditempati lagi.
"Ada lima titik pengungsian yang dibangun tim untuk menampung korban banjir bandang," kata Kalaksa BPBD Solok Selatan, Richi Amran kepada Liputan6.com, Rabu (27/11/2019).
Advertisement
Lima titik tersebut yaitu di Sapan Salak, Aia Batuang, Sapan Batu, Pasia Panjang dan Balai Adat.
"Sejak banjir bandang melanda tepat satu minggu lalu, korban masih bertahan di pengungsian apalagi rumah mereka yang rusak berat," ujarnya.
Sementara itu, BPBD Solok Selatan dan tim gabungan hingga kini fokus membersihkan material di jalan serta di rumah warga. Untuk posko kesehatan, katanya, sekarang ditempatkan balai adat dan mereka melayani korban selama 24 jam.
Pengungsi paling banyak berada di Sapan Salak 100 orang, Aia Batuang 60 orang, Sapan Batu 70 orang, Pasir Panjang 70 orang dam Balai Adat 30 orang
"Sebanyak 15 balita juga ikut terdata dipengungsian," katanya.
Tingginya intensitas hujan dalam waktu yang lama di Solok Selatan dalam sepekan terakhir menyebabkan 'Nagari Seribu Rumah Gadang' itu dilanda bencana banjir dan longsor secara bertubi-tubi pada Rabu (20/11), Jumat (22/11), dan Minggu (24/11), dan meluapnya sungai-sungai kecil di daerah setempat.
BPBD Solok Selatan merilis 11 nagari di 3 kecamatan terdampak banjir dan longsor. 1.706 Kepala Keluarga atau 8.809 jiwa terdampak banjir, dan merendam 1.952 unit rumah. 18 rumah mengalami rusak berat, lima rusak sedang, dan 3 unit rusak ringan.
Banjir tidak hanya merendam rumah warga, tetapi juga merusak fasilitas publik seperti dua kantor , tujuh unit sekolah, lima rumah ibadah, dua irigasi, dan merusak 60 meter badan jalan.
Â