Air Laut Bungus Padang Berubah Jadi Hijau, Mengapa?

Pihak Dinas Kelautan dan Perikanan Sumbar saat ini telah mengambil sampel air laut di Kawasan Bungus Teluk Kabung dan sedang melakukan penelitian penyebab dari perubahan warna air laut tersebut.

oleh Novia Harlina diperbarui 26 Des 2019, 12:00 WIB
Diterbitkan 26 Des 2019, 12:00 WIB
Air Laut Bungus Padang Berubah Jadi Hijau, Mengapa?
DKP Sumatera Barat mengambil sampel air laut Bungus, Kota Padang, Sumatera Barat. (Liputan6.com/ Novia Harlina)

Liputan6.com, Padang - Air laut di kawasan Bungus Kota Padang, Sumatera Barat berubah jadi hijau sejak tiga hari terakhir. Fenomena tersebut mengejutkan masyarakat dan nelayan setempat karena selama ini tidak pernah terjadi hal seperti itu.

Menurut Pegiat Lingkungan khususnya bidang maritim dari Yayasan Cahaya Maritim, Meriussoni Zai peristiwa menghijaunya air laut di sepanjang perairan pantai Bungus Teluk Kabung itu merupakan hal yang wajar karena banyak zat organik masuk ke laut.

"Ini bisa disebut proses zat hara, masuknya zat organik ke laut biasanya dari limbah rumah tangga dan unsur lainnya dan di sana ada aliran sungai yang bersinggungan langsung dengan laut," kata Zai kepada Liputan6.com, Rabu (25/12/2019).

Terjadinya proses zat hara, dapat dilihat dari cuaca yang saat ini cukup ekstrem, masuknya zat hara dari darat akan meningkat kemudian masuk ke laut melalui muara.

Ketika terjadi intensitas hujan tinggi dan intens, maka dapat dipastikan peningkatan konsentrasi zat hara juga terjadi, yang akhirnya berpotensi menyebabkan blooming untuk jenis organisme fitoplankton (Phytoplankton) tertentu.

Proses blooming pada air laut ini bisa jadi juga terjadi karena ikan predator populasinya menurun. Sehingga saat terjadi peningkatan zat hara, maka populasi fitoplankton berpotensi meningkat secara signifikan dan terjadi blooming.

 

Pengambilan Sampel

Air Laut Bungus Padang Berubah Jadi Hijau, Mengapa?
Pegiat Lingkungan khususnya bidang maritim dari Yayasan Cahaya Maritim, Meriussoni Zai. (Liputan6.com/ Novia Harlina)

"Kalau blooming itu berarti ekosistem sedang dalam kondisi tidak seimbang, bisa terjadi kondisi rendah oksigen maupun sebaliknya," terangnya.

Untuk fenomena di Bungus lanjutnya ekosistem ikan tidak akan berkurang akan tetapi mencari ruang lain atau beralih ke daerah yang oksigennya cukup dengan area yang berarus dan terbuka.

Instansi terkait, katanya tidak perlu terkejut dengan hal-hal seperti ini. Kemudian ia menyarankan daerah Bungus Teluk Kabung dikhususkan untuk transaksi transportasi laut dan aktivitas perikanan.

Hal itu telah tertuang dalam Perda Sumbar No 2 tahun 2018 tentang Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil di Sumbar 2018-2038. "Kawasan ini sebaiknya dikhususkan untuk pelabuhan saja, jika untuk wisata selam tidak bagus termasuk budidaya," dia menandaskan.

Sampel Air Diambil

Pihak Dinas Kelautan dan Perikanan Sumbar saat ini telah mengambil sampel air laut di Kawasan Bungus Teluk Kabung dan sedang melakukan penelitian penyebab dari perubahan warna air laut tersebut.

"Dugaan sementara karena blooming alga, namun hasil pastinya menunggu hasil penelitan," ujar Yosmeri, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Sumbar.

Dia mengatakan, meningkatnya alga hijau tersebut tidak berbahaya dalam jangka pendek, namun dalam jangka panjang jumlah alga yang membludak dapat mengakibatkan risiko kematian pada berbagai macam biota laut.

"Dalam jangka pendek, cuma ikan-ikan dalam keramba bisa terganggu. Sekarang sedang dilakukan penelitian ke lapangan," ujarnya.

Yosmeri membantah, membludaknya jumlah alga karena rusaknya terumbu karang dan pengaruh cuaca yang dominan hujan sejak November hingga April 2020.

 

Simak video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya