6 Orang Tersambar Petir dalam Musala di Purwakarta, 2 Tewas dan 4 Terpental

Saat itu enam orang tersebut sedang bermusyawarah usai melaksanakan salat Asar.

oleh Abramena diperbarui 29 Des 2019, 07:00 WIB
Diterbitkan 29 Des 2019, 07:00 WIB
Dua orang meninggal dunia usai tersambar petir di Musala Keramba Jaring Apung Waduk Ir Juanda Jatiluhur, Purwakarta. (Foto: Liputan6.com/Abramena)
Dua orang meninggal dunia usai tersambar petir di Musala Keramba Jaring Apung Waduk Ir Juanda Jatiluhur, Purwakarta. (Foto: Liputan6.com/Abramena)

Liputan6.com, Purwakarta - Intensitas hujan yang meningkat akhir Desember 2019 ini memicu bahaya lainnya, sambaran petir. Bahkan, petir menyambar lokasi yang tak terduga, seperti musala.

Di Purwakarta, enam orang tersambar petir di musala Keramba Jaring Apung (KJA) Waduk Ir. H Juanda Jatiluhur, Desa Kembangkuning, Kecamatan Jatiluhur, Jumat petang, (17/12/2019).

Kapolsek Jatiluhur, AKP Deni Hamari menerangkan, saat itu enam orang tersebut sedang bermusyawarah usai melaksanakan salat Asar. Tiba-tiba, petir menyambar musala di tengah keramba jaring apung milik Enjang ini.

Dalam peristiwa tersebut, dua orang tewas . Korban bermana Sutejo (54) dan Surianto (39). Keduanya merupakan warga Pekanbaru, Riau.

"Keenam orang tersebut saat hujan deras disertai sambaran petir sedang berada di dalam tempat ibadah, ditengah keramba jaring apung," kata Deni, Sabtu (28/12/2019).

Korban tewas mengalami luka bakar parah di bagian dada. Adapun empat lainnya, terluka akibat terpental namun selamat.

"Empat orang lainnya selamat namun mengalami luka akibat terpental disambar petir," ucapnya.

Keempat korban sambaran petir yang selamat adalah Hamzah, Ahmad, Ustadz Wiono serta Niriman. Mereka sempat tergeletak akibat sambaran petir, namun bisa pulih dan langsung meminta pertolongan warga.

Peristiwa ini lantas dilaporkan ke kepolisian. Polisi datang ke lokasi kejadian bersama warga dan mengevakuasi keenam orang korban sambaran petir ke RSUD Banyuasih Purwakarta. "Enam orang langsung dievakuasi ke RSUD milik pemerintah," ujarnya.

Simak video pilihan berikut ini:

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya