Salmiah, Penderita Tumor Ganas di Mamuju Tengah Butuh Bantuan

Salmiah penderita tumor ganas di wajah mengaku, selama ini tak pernah mendapat bantuan apapun dari pemerintah desa, apalagi kabupaten.

oleh Abdul Rajab Umar diperbarui 04 Mar 2020, 19:00 WIB
Diterbitkan 04 Mar 2020, 19:00 WIB
Penderita Tumor Ganas di Mamuju
Salmiah (48) warga Dusun Tangkao Indah, Desa Tabolang, Kecamatan Topoyo, Kabupaten Mamuju Tengah, Sulawesi Barat (Sulbar) hanya bisa pasrah dengan penyakit tumor ganas di wajahnya. (Liputan6.com. Abdul Rajab)

Liputan6.com, Mamuju - Salmiah (48) warga Dusun Tangkao Indah, Desa Tabolang, Kecamatan Topoyo, Kabupaten Mamuju Tengah, Sulawesi Barat (Sulbar) hanya bisa pasrah. Sudah tujuh tahun dirinya menderita tumor ganas di bagian wajah, dan kini kondisinya sangat memprihatinkan.

Dirinya menceritakan, awalnya ada benjolan kecil di dekat bibir sebelah kanan, Salmiah mengira itu hanya bisul biasa. Seiring waktu berjalan, benjolan semakin membesar bahkan menjadi lubang. Pihak keluarga pun membawanya ke salah satu rumah sakit di Kota Makassar.

Usai menjalani perawatan di Makassar selama beberapa hari, Salmiah divonis menderita tumor ganas, bukan bisul seperti yang dikiranya. Dokter lantas menyarankan agar Salmiah melakukan operasi pengangkatan tumor ganas itu. Biaya operasi yang mahal membuat dia dan keluarganya memutuskan untuk membawanya kembali pulang. Jangan operasi, untuk membayar perawatan selama di Makassar saja mereka sudah tak mampu.

"Saat itu kami diminta siapkan biaya tiga lima sampai tujuh puluh juta," kata Salmia kepada Liputan6.com, Rabu (4/3/2020).

Salmiah beserta keluarga sepakat untuk kembali ke Mamuju Tengah dan melakukan pengobatan tradisional. Namun, hingga saat ini penyakit yang dideritanya itu tak juga sembuh, malah semakin hari semakin parah, ia tak pernah lagi berobat ke rumah sakit lantaran tak memiliki biaya.

Salmia, hidup menjanda dan tinggal seorang diri di atas gubuk berukuran 3x4 yang nyaris roboh setelah ditinggal cerai suaminya delapan tahun silam. Dinding rumah yang ia tempati terbuat dari kayu dan atapnya sangat tidak layak, jika hujan rumahnya kerap bocor.

Meski kondisinya kian memprihatinkan, Salmiah tetap melakukan aktivitas demi kelangsungan hidupnya, ia memilih untuk berjualan bensin botolan untuk menyambung hidup, walau kondisi wajahnya sudah nyaris tertutup oleh tumor ganas yang dideritanya.

Salmiah mengaku, selama ini tak pernah mendapat sentuhan bantuan apapun dari pemerintah. Sejak ia menderita serangan tumor ganas, dirinya tak pernah mendapat perhatian dari pemerintah, baik dari pemerintah desa apalagi kabupaten.

Salmiah hanya berharap, di usianya yang sudah terbilang paruh baya ada bantuan dari pemerintah yang menghampiri untuk meringankan beban hidupnya. Ia sangat berharap dapat kembali menjalani pengobatan agar dapat sembuh dari penyakit yang menyiksanya sejak tujuh tahun yang lalu itu.

"Kalau bisa ada bantuan dari pemerintah agar bisa berobat lagi," katanya.

Simak juga video pilihan berikut ini:

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya