Liputan6.com, Siak - Keindahan alam dan peninggalan sejarah merupakan ikon Kabupaten Siak yang wajib disambangi ketika berkunjung ke Riau. Menjajalnya dengan bersepeda menjadi keseruan tersendiri bagi beberapa komunitas di Negeri Istana ini.
Beberapa polisi yang sehari-hari bertugas di Polres Siak juga meramaikan kegiatan ini. Turut hadir Wakil Kapolres Siak Komisaris Zulanda dan Kasat Lantas Ajun Komisaris Birgita Atvina Wijayanti.
Advertisement
Baca Juga
Mereka bergerak ketika mentari masih rendah di upuk timur. Puluhan peserta gowes bergerak dari kawasan tertib lalu lintas Siak menuju Jembatan Tengku Agung Sultanah Latifah.
Selain menjadi ikon, keberadaan jembatan sangat penting karena menghubungkan beberapa kecamatan di Siak. Jembatan ini berdiri gagah di atas sungai yang disebut paling terdalam di Indonesia.
Setiap pelancong selalu menyempatkan diri berswafoto di lokasi ini. Biasanya, wisatawan menyatakan tak lengkap rasanya jika tak berfoto di jembatan ini kalau sudah sampai di Siak.
Dari jembatan ini, peserta gowes menuju Jalan Panglima Jibam, kemudian melintas di depan lembaga adat melayu Siak, kemudian berlanjut ke Turap yang juga menjadi ikon Kota Siak Sri Inderapura.
Turap merupakan bangunan pencegah longsoran pinggiran Sungai Siak. Selain tempat bersantai menghabiskan akhir pekan, lokasi ini menjual ragam masakan khas melayu.
Dari turap ini bisa dilihat kapal-kapal besar yang selalu hilir mudik di Sungai Siak. Wisatawan juga bisa menyaksikan megahnya Jembatan Tengku Agung Sultanah Latifah.
Gowes atau fun bike dilanjutkan menuju Istana Siak. Istana ini tak perlu lagi dipertanyakan ketenarannya. Tak hanya menjadi ikon Siak, bangunan peninggalan raja-raja Melayu, salah satunya Sultan Syarif Kasim II ini juga menjadi ikon wisata Riau.
Di bangunan yang menghadap ke Sungai Siak ini bisa dilihat benda-benda bersejarah peninggalan Melayu. Dari sana juga bisa dilihat senjata-senjata orang zaman dahulu mengusir penjajah Belanda ataupun Jepang.
Sultan Syarif Kasim II juga dikenal dermawan karena menyumbangkan 13 juta gulden untuk pembangunan Indonesia ketika merdeka. Mahkota berlian miliknya, serta pedang keris dan harta-harta bernilai lainnya juga disumbangkan.
Tak hanya materi, Sultan Syarif Kasim II juga menyerahkan wilayah kerajaannya, mulai dari Sumatera Timur, meliputi Kerajaan Melayu Deli, Serdang, Bedagai hingga Provinsi Riau dan Kepulauan Riau saat ini. Termasuk Istana sekarang ini.
Cintai Alam Cegah Karhutla
Setelah menikmati megahnya Istana Siak, peserta gowes menyudahi jelajah alamnya di Jalan Raya. Peserta gowes beristirahat dan saling menyapa satu sama lainnya, termasuk dengan polisi yang ikut.
Menurut seorang peserta gowes, Abdi, bersepeda di Siak tak hanya mendapatkan kesegaran udara pagi yang sehat. Peserta juga dapat melihat langsung keindahan sejarah Kabupaten Siak.
Selama gowes, peserta sangat bersemangat mengayuh pedal sepeda, lantaran cuaca yang sangat mendukung. Langit pada pagi itu sangat cerah dan tidak terlalu panas.
"Bersepeda itu selain sehat, murah dan juga merakyat. Apalagi udaranya segar. Kali ini kita fun bike bersama kepolisian," kata Abdi.
Sementara Komisaris Zulanda menyampaikan, ada 30 orang mengikuti gowes ini. Selain menjajal jejak sejarah, dia menyebut kegiatan ini juga menjalin silaturahmi antara kepolisian dan beberapa komunitas sepeda di Siak.
Mantan Kasat Lantas Polresta Pekanbaru menyatakan, olahraga penting untuk menjaga kebugaran personel di tengah kesibukan dan rutinitas tugas. Termasuk menjaga Siak dari ancaman kebakaran hutan dan lahan.
"Lewat olahraga polisi juga bersosialisasi untuk mencintai alam. Alhamdulillah, Siak saat ini terjaga karena tingkat kesadaran masyarakat makin tinggi untuk tidak membakar lahan. Komitmen kami, menjaga langit Riau tetap biru," kata Zulanda.
Advertisement