Beredar Informasi Hoaks Bali Lockdown Akibat Virus Corona

Informasi hoaks Bali lockdown merujuk pada hari raya Nyepi.

oleh Dewi Divianta diperbarui 15 Mar 2020, 03:30 WIB
Diterbitkan 15 Mar 2020, 03:30 WIB
Beredar Kabar Hoaks Bali Lockdown Akibat Virus Corona
Sekda Pemerintah Provinsi Bali yang juga Ketua Satgas Penanggulangan Covid-19, Dewa Made Indra meluruskan informasi hoaks yang menyebutkan jika Bali lockdown pada tanggal 25 Maret 2020 (Liputan6.com/Dewi Divianta)

Liputan6.com, Denpasar - Berkaitan dengan kasus positif Virus Corona, beredar informasi di media sosial seolah Pemerintah Provinsi Bali sudah memutuskan menutup semua penerbangan domestik dan internasional dari dan ke Bali terkait virus terebut.

Dalam informasi liar yang beredar di media sosial disebutkan jika penutupan bandara akan dimulai pada tanggal 25 Maret 2020 mulai pukul. 01.00 Wita dan berakhir pukul 06.00 Wita keesokan harinya 26 Maret 2020.

Tak hanya itu, informasi palsu itu juga menyebut jika akan ada penutupan semua toko dan segala aktivitas di Bali. Tak hanya viral di media sosial, informasi ini juga menyebar di grup-grup WhatsApp. Tak sedikit masyarakat bertanya-tanya tentang kebenaran informasi tersebut.

Sekretaris Daerah Provinsi Bali, Dewa Made Indra ditemui di kantornya Sabtu (14/3/2020) memastikan bahwa informasi tersebut palsu alias hoaks.

"Tidak ada itu. Pemprov Bali belum memutuskan seperti itu. Baru kemarin Satgas Penanggulangan Covid-19 rapat untuk menentukan langkah-langkah selanjutnya yang akan diambil terkait penanganan dan pencegahan Virus Corona ini," ujar Dewa Indra.

Dewa Indra tidak menampik pada tanggal 25 Maret 2020 akan ada penutupan bandara dan semua aktivitas masyarakat Bali.

"Itu kan dalam kaitannya dengan hari raya Nyepi. Seharian masyarakat Bali tidak melaksanakan aktivitas. Penerbangan tutup, toko tutup, masyarakat pun tidak bepergian dan bekerja. Siaran televisi, radio sampai internet pun tidak aktif," tegas Dewa Indra. 

Ia mengingatkan agar masyarakat jangan terpancing dengan isu-isu yang tidak bisa dipertanggungjawabkan serta berusaha mencari informasi dari sumber yang bisa dipercaya.

Menurut Dewa Indra, bisa jadi isu itu berkembang awalnya hanya bercanda antar-teman di grup Whatsapp. Masyarakat Bali yang beragama Hindu tentu bisa menangkap maksud pesan tersebut yang merujuk pada hari raya Nyepi.

Hanya saja, informasi tersebut akan dimaknai berbeda oleh mereka yang tak paham dengan pesan terselubung tersebut.

Terlebih jika dikaitkan dengan situasi saat ini di tengah merebaknya Virus Corona.

"Sebaiknya hal-hal seperti ini jangan dimanfaatkan sebagai bahan bercanda. Bisa membuat masyarakat jadi tambah panik di tengah persoalan merebaknya Virus Corona," kata Dewa Indra mengingatkan.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya