Liputan6.com, Padang - Per 18 Maret 2020 terdapat 1.486 Orang Dalam Pengawasan (ODP) virus corona Covid-19 di Sumatera Barat. Angka tersebut melonjak drastis dalam seminggu terakhir yang mencatat hanya ada 162 orang.
Kepala Dinas Kesehatan Sumbar, Merry Yuliesday kepada Liputan6.com, Kamis (19/3/2020) menyebut, semua ODP tersebut sudah diberi kartu kewaspadaan dan mengikuti panduan yang ada di kartu itu jika sewaktu-waktu meraskan flu, batuk, dan sesak napas.
ODP artinya seseorang yang memiliki riwayat sempat bepergian ke daerah yang telah terinfeksi virus corona atau melakukan kontak dengan orang terinfeksi virus corona. Namun, ia belum menunjukkan adanya gejala-gejala telah terinfeksi virus.
Advertisement
Baca Juga
"Meski tidak ada gejala yang timbul, namun kami tetap memantau kesehatannya," ujarnya.
Data terbaru di Sumatera Barat, selain ODP, terdapat 16 Pasien Dalam Pengawasan (PDP), dari 16 tersebut 6 di antaranya dinyatakan negatif.
"Kami masih menunggu hasil laboratorium untuk 10 orang lagi yang masih diisolasi hingga kini," katanya.
Merry meminta masyarakat agar menunda melakukan perjalanan ke daerah atau ke negara yang sudah dinyatakan positif terinveksi corona Covid-19. Selain untuk diri sendiri, membatasi diri berpergian juga perlu untuk mengantisipasi penyebaran virus ini.
"Kemudian juga sering mencuci tangan menggunakan sabun," sebutnya.
Â
Simak juga video pilihan berikut ini:
Perketat Pengawasan
Sementara Wakil Gubernur Sumbar mengatakan pihaknya telah memperketat pintu masuk dan keluar daerah Sumbar di Bandara Internasional Minangkabau dan pelabuhan-pelabuhan yang ada.
"Sementara kita perketat dulu untuk mewaspadai masuknya virus corona terutama pada wisatawan mancanegara," katanya.
Kemudian Kasi PKSE Kantor Kesehatan Pelabuhan Klas II Padang, Ildamsyah mengatakan khusus untuk turis yang akan datang ke Kepulauan Mentawai juga akan diperiksa suhu tubuhnya ketika akan menyeberang dari beberapa pelabuhan di Padang.
"Mentawai menjadi salah satu destinasi kunjungan turis untuk bermain surfing," ujarnya.
Namun yang menjadi kendala, katanya, jadwal kapal pesiar sewaan yang tidak menentu, berbeda dengan kapal reguler yang sudah terjadwal keberangkatan dan kedatangannya.
"Ini akan dicarikan solusi, kemudian juga peralatan yang belum memadai akan dicarikan solusi bersama pihak terkait," katanya menambahkan.
Advertisement