Pandemi Covid-19, Keuskupan Purwokerto Tiadakan Perayaan Ekaristi

Bapa Uskup dan Kuria Keuskupan Purwokerto akan terus memantau situasi pandemi Covid-19 dan akan menentukan kebijakan selanjutnya

oleh Rudal Afgani Dirgantara diperbarui 25 Mar 2020, 13:00 WIB
Diterbitkan 25 Mar 2020, 13:00 WIB
Merawat Keberagaman dengan Bertandang ke Gereja Katedral Bandung
Gereja Katedral Santo Petrus ternyata bukan gereja katolik pertama di Bandung. (Liputan6.com/Huyogo Simbolon)

Liputan6.com, Purwokerto - Seluruh elemen bangsa kini tengah dikerahkan untuk menghadapi penyebaran pandemi virus Corona atau Covid-19. Satu di antaranya Gereja Katolik.

Menyikapi pandemi virus Corona, Bapa Uskup Keuskupan Purwokerto memutuskan meniadakan seluruh perayaan ekaristi baik mingguan maupun harian, misa lingkungan atau stasi dan ujud di wilayah Keuskupan Purwokerto. Peniadaan ibadah akan berlangsung selama kurun waktu 14 hari, mulai Jumat (20/3/2020) hingga Kamis (2/4/2020).

"Demikian pula kegiatan-kegiatan gerejawi lainnya, misal latihan kor, latihan liturgi pekan suci, ibadat jalan salib, pengakuan dosa bersama, pendalaman iman, dan ibadah lainnya ditiadakan," demikian bunyi rilis Keuskupan Purwokerto atas nama Rm Bagyo Pr, Sekretaris Keuskupan Purwokerto, dikutip Selasa, 24 MAret 2020.

Bapa Uskup dan Kuria Keuskupan Purwokerto akan terus memantau situasi pandemi Covid-19 dan akan menentukan kebijakan selanjutnya. Informasi ini disampaikan kepada seluruh umat Keuskupan Purwokerto.

Sekretaris Jenderal Keuskupan Agung Jakarta Romo V. Adi Prasojo Pr menyampaikan beberapa poin dukungan gereja terhadap kebijakan penanganan Covid-19 pemerintah melalui Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19.

“Gereja katolik Indonesia merupakan bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia siap bersama-sama melakukan bela negara dan cinta tanah air,” ujar Romo Adi.

Romo Adi Prasojo mengimbau seluruh keuskupan di Indonesia meniadakan misa peribadatan harian maupun mingguan dan semua ritual peribadatan yang melibatkan dan mendatangkan banyak orang.

Sebagai dukungan terhadap pemerintah, Romo Adi mengatakan rumah sakit-rumah sakit dan tenaga medis lain akan mengambil bagian sebagai sukarelawan untuk membantu pemerintah melawan wabah pandemik Covid-19. Romo Adi juga mengatakan kesiapsediaan para cendikiawan dan ilmuwan katolik untuk ikut memberikan sumbang-saran kepada pemerintah dalam melawan Covid-19.

“Ormas-ormas katolik, seperti Wanita Katolik Republik Indonesia, Ikatan Sarjana Katolik Indonesia, Pemuda Katolik, Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia, dan Forum Masyarakat Katolik Indonesia serta universitas-universitas katolik, lembaga dan elemen katolik lain menyediakan diri untuk menjadi relawan mendukung pemerintah bersama-sama menghadapi wabah Covid-19,” ujar Romo Adi.

Simak Video Pilihan Berikut Ini:

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya