Liputan6.com, Palembang - Pasien yang tertular Corona Covid-19 di Indonesia kian meningkat. Aktifitas mudik yang sering dilakukan jelang bulan Ramadhan pun, terus dihimbau pemerintah pusat untuk ditiadakan. Hal yang sama juga dilakukan Fitri (27), salah satu warga Kota Palembang Sumatera Selatan (Sumsel).
Perempuan yang fokus membangun bisnis aksesoris perhiasan di kawasan Museum Kota Tua Jakarta tersebut, awalnya ingin pulang ke kampung halamannya.
Advertisement
Baca Juga
Namun karena masifnya penularan Corona Covid-19 di Jakarta, dia memilih untuk membatalkan agenda bulanannya tersebut.
“Kemarin rencananya memang ingin mudik ke Palembang, karena setiap bulan saya selalu menyempatkan diri pulang ke rumah,” katanya kepada Liputan6.com, Sabtu (28/3/2020).
Awalnya dia terpikir untuk mudik, karena kondisi di Ibu Kota Jakarta menyulitkannya untuk bertahan hidup.
Kawasan Kota Tua Jakarta yang ditutup hingga tanggal 12 April 2020 mendatang, membuat finansial alumni Politeknik Negeri (Polteknes) Sriwijaya Palembang ini merosot tajam.
Karena dia mengembangkan usahanya tersebut, di kawasan Museum Kota Tua Jakarta. Terlebih Fitri sekarang masih tinggal di kos dan biaya sewa tetap harus dibayar setiap bulannya.
“Sudah hampir tiga minggu saya dan teman-teman tidak bisa berdagang karena penutupan Kota Tua Jakarta. Makanya rencana mau pulang, agar di rumah bisa sama-sama keluarga,” ucapnya.
Namun rencananya tersebut akhirnya dibatalkan, karena Fitri menilai langkahnya tersebut tidak tepat. Terlebih di tengah banyaknya penularan Corona Covid-19 di Jakarta.
Dia juga takut jika nanti di perjalanan mudik, akan tertular Corona Covid-19 oleh pemudik lainnya. Kondisi itu nantinya juga bisa menularkan virus asal Kota Wuhan Tiongkok ini, ke keluarga dan warga di sekitar rumahnya.
“Ingin sekali pulang, tapi saya lebih sayang dengan orangtua dan keluarga saya. Apalagi di pemukiman rumah saya, banyak orangtua yang rentan terpapar Corona Covid-19. Karena sudah ada dua orang warga Sumsel, yang positif Corona Covid-19,” kata warga Palembang ini.
Himbau Tunda Mudik
Untuk mengantisipasi penularan Corona Covid-19, Fitri bersama teman-temannya terus menjaga kesehatan tubuh, menggunakan masker ketika ke luar kos, mengkonsumsi vitamin dan rutin mencuci tangan.
Dia juga harus menghemat pengeluaran finansialnya, agar bisa terus bertahan untuk beberapa minggu ke depan.
“Keluarga turut membantu finansial saya, tapi harus tetap hemat. Karena semua perekonomian di Indonesia melemah akibat Corona Covid-19 ini,” ujarnya.
Gubernur Sumsel Herman Deru juga turut menghimbau warganya, untuk meniadakan sementara waktu aktifitas mudik ke luar kota.
Karena transmisi lokal atau perpindahan masyarakat dari satu daerah ke daerah lain, dinilai menjadi media paling aktif menyebarkan Corona Covid-19 tersebut.
"Bukan hanya tidak boleh mudik. Tapi semua pihak semua masyarakat kurangi resiko penularan. Yaitu dengan cara menahan diri untuk tidak bertemu dengan orang banyak. Hindari kerumuman dan tidak mendatangi tempat yang ramai," ujarnya.
Advertisement
Pantau Warga Pendatang
Dia juga sudah menginstruksikan kepala daerah di 17 Kabupaten/kota se-Sumsel, untuk melacak para warganya yang baru datang dari kawasan terpapar Corona Covid-19.
“Jika ada warga yang datang dari wilayah terpapar, agar segera dilacak. Diketahui riwayat perjalanan, diantisipasi dan diingatkan untuk tetap menjaga jarak. Serta isolasi diri selama 14 hari setelah kedatangan," katanya.
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumsel bersama pemkot dan pemkab di Sumsel, juga sudah sudah mengantisipasi dengan upaya perketat pintu masuk ke Sumsel. Baik pintu masuk di jalur darat, jalur udara dan jalur air.
Seperti dengan mengaktifkan thermal scanner dan thermometer infrared, ke pendatang yang masuk ke wilayah Sumsel.
"Kita sudah mengantisipasinya, semua jalur kedatangan di udara, darat dan air. Dan memang yang sulit pengawasannya di air, tapi semuanya kita maksimalkan perketat pengawasan," katanya.