Penjelasan Vulkanolog Soal Sumber Dentuman Dini Hari di Jakarta dan Depok

Sejumlah pihak mengaitkan erupsi Gunung Anak Krakatau pada Jumat (10/4/2020) lalu dengan suara dentuman yang dirasakan sebagian warga Jakarta dan Depok pada Sabtu (11/4/2020).

oleh Huyogo Simbolon diperbarui 12 Apr 2020, 22:00 WIB
Diterbitkan 12 Apr 2020, 22:00 WIB
Gunung Anak Krakatau
Kondisi visual Gunung Anak Krakatau, erupsi sudah tidak teramati. (Foto: PVMBG)

Liputan6.com, Bandung - Sejumlah pihak mengaitkan erupsi Gunung Anak Krakatau pada Jumat (10/4/2020) lalu dengan suara dentuman yang dirasakan sebagian warga Jakarta dan Depok pada Sabtu (11/4/2020).

Menjawab hal tersebut, Volkanolog Institut Teknologi Bandung (ITB) Mirzam Abdurrachman menjelaskan, sampai saat ini belum diketahui secara pasti sumber asal suara dentuman tersebut.

Namun menurutnya, suara dentuman bisa terjadi salah satunya karena aktivitas magma dari suatu gunung api. Hal itu terjadi akibat perpindahan magma secara tiba-tiba dari dapur magma ke lokasi yang lebih dangkal.

“Kejadian ini mengakibatkan terjadinya kekosongan dan ambruknya dapur magma dalam, sehingga menghasilkan dentuman dan getaran di daerah sekitarnya,” kata Mirza dalam keterangannya di laman ITB, Minggu (12/4/2020).

Lebih lanjut Mirza menjelaskan, fenomena tersebut sering disebut underground explosion. Akan tetapi, kata dia, bisa dan tidak selalu diikuti oleh suatu erupsi gunung api.

“Namun hal tersebut masih perlu mendapat dikaji terlebih dahulu dengan data kegempaan serta perubahan temperatur dan pelepasan gas dari Gunung-gunung di sekitar Jabodetabek dan juga Gunung Anak Krakatau,” ujarnya.

Ia menerangkan, hipotesis tersebut didasarkan pada peristiwa serupa yang terjadi di tiga gunung api di tiga negara. Masing-masing di Gunung Api Miyakejima Jepang sekitar 2000, Gunung Piton de La Fournaise Pulau Reunion (2007), dan gunung di Kepulauan Mayotte Perancis (2018).

Dosen Program Studi Teknik Geologi, Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian ITB tersebut memastikan bahwa hipotesis atau dugaan tersebut masih perlu dikaji dan dibuktikan apakah dentuman keras misterius tersebut mempunyai hubungan dengan erupsi Gunung Anak Krakatau pada Jumat lalu.

Seperti diketahui, Gunung Anak Krakatau kembali erupsi pada Jumat (10/4/2020) lalu sebanyak dua kali yaitu pada pukul 21.58 WIB dan pukul 22.35 WIB. Tipe letusan yang terjadi adalah strombolian dengan tinggi kolom letusan kurang lebih 500 meter. PVMBG memastikan tidak ada dentuman yang dihasilkan dari erupsi tersebut.

**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.

Simak Video Pilihan di Bawah Ini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya