Liputan6.com, Pekanbaru - Di tengah pandemi virus corona (Covid-19) yang melanda berbagai daerah di Indonesia, masih ada saja orang yang sempat-sempatnya memasang jerat harimau. Akibatnya, harimau sumatra bernama Corina terkena jerat dan luka parah di bagian kakinya. Beruntung Corina mendapat perawatan intensif dari Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau, hingga kondisinya berangsur membaik.
"Per tanggal 13 April 2020, progres kesembuhan luka Corina sangat bagus, nafsu makan juga cukup bagus pakan selalu habis," kata Kepala BBKSDA Riau, Suharyono, dikutip Antara Selasa (14/4/2020).
Kini Corina masih berada di Pusat Rehabilitasi Harimau Sumatra Dharmasrayadi (PR-HSD) Sumatera Barat, tempat satwa liar tersebut menjalani perawatan.
Advertisement
Tim BBKSDA Riau mengevakuasi harimau sumatra liar yang terjerat itu dari kawasan hutan tanaman industri milik perusahaan di Kabupaten Pelalawan pada 29 Maret 2020. Harimau betina tersebut dinamai Corina, karena terjerat saat dunia sedang sibuk menanggulangi wabah akibat virus corona.
Meski kondisi terkini Corina terlihat makin membaik, namun Suharyono mengatakan dua hari belakangan satwa belang itu mengalami gejala flu, ini terlihat dari adanya cairan bening dari hidung.
"Corina sepertinya masih butuh waktu untuk beradaptasi dengan lingkungan site PR-HSD. Kondisi cuaca di area sekitar sangat cepat berubah-ubah dan hampir setiap hari turun hujan terlebih sore dan malam hari," katanya.
Untuk pemantauan kesehatan harimau yang terancam punah itu, maka mulai tanggal 3 April 2020 Corina telah dipindahkan ke kandang karantina untuk perawatan intensif 24 jam selama 14 hari ke depan. Kandang tersebut berukuran 6X12 meter dengan fasilitas bak air untuk berendam, batang kayu untuk bermain dan dipan untuk berbaring.
Di dalam kandang tersebut juga terdapat lampu penghangat untuk menghangatkan badan apabila Corina selesai berendam di bak mandinya. Kebersihan dan keamanan kandang terjaga dengan baik selama 24 jam.
Menurut dia, Corina dapat berjalan dengan menggunakan keempat kakinya, karena walaupun luka kaki kanan depannya sangat dalam hingga ke tulang, namun tendon tidak putus.
"Corina bahkan sering terlihat menjilati lukanya sendiri, ini sifat alami satwa untuk mengobati luka di tubuhnya. Tentu saja injeksi melalui tulup dilakukan oleh Tim medis untuk mempercepat proses penyembuhannya selain obat topical yang disemprotkan dengan spray guna membersihkan belatung di lukanya tersebut," katanya.
Selain itu, pemberian multivitamin tetap diberikan untuk menjaga kondisi Corina tetap baik. Tim PR-HSD juga menambah lampu penghangat di dekat tempat tidur Corina yang sebelumnya hanya dua menjadi empat buah lampu infrared untuk menjaga kondisi di sekitar tempat tidur Corina tetap hangat.
"Semoga proses penyembuhan dapat berjalan sesuai dengan harapan dan Corina dapat segera pulih sehingga dapat dilepasliarkan kembali ke habitatnya," ungkap Suharyono.
**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.