Permintaan Maaf Ketua RT Usai Mengusir Perawat RS Siloam Palembang

Pengusiran perawat RS Siloam Sriwijaya Palembang akhirnya berujung pada permintaan maaf dari Ketua RT di Palembang.

oleh Nefri Inge diperbarui 20 Apr 2020, 19:30 WIB
Diterbitkan 20 Apr 2020, 19:30 WIB
FOTO: [CERITA] Penghargaan Buat Tenaga Medis yang Gugur di Spanyol
Petugas kesehatan bertepuk tangan untuk mengenang Esteban, perawat yang gugur karena virus corona COVID-19 di Rumah Sakit Severo Ochoa di Leganes, Spanyol, Jumat (10/4/2020). Hingga Minggu (12/4/2020) pagi, total kasus COVID-19 di Spanyol sebanyak 163.027. (Photo by PIERRE-PHILIPPE MARCOU/AFP)

Liputan6.com, Palembang - Kasus pengusiran enam orang perawat Rumah Sakit (RS) Siloam Sriwijaya Palembang Sumatera Selatan (Sumsel) yang dilakukan Ketua RT dan warga di Jalan Sungai Pangeran Kecamatan Ilir Timur 1 Palembang, menarik perhatian warga Kota Palembang.

Pengusiran yang terjadi pada hari Sabtu (18/4/2020) sore lalu, akhirnya berujung pada pertemuan managemen RS Siloam Sriwijaya Palembang, Ketua RT dan perangkat desa di Kecamatan Ilir Timur 1 Palembang.

Diungkapkan Direktur Medik dan Pelayanan RS Siloam Sriwijaya Palembang Anton Suwindro, pertemuan dilakukan di RS Siloam Palembang pada Senin (20/4/2020) pagi.

“Mereka akhirnya meminta maaf atas ketidaknyamanan ini. Kita meminta klarifikasi, ternyata mereka bilang tidak mengusir,” ujarnya kepada Liputan6.com.

Rencananya pihak kelurahan mau datang untuk mengedukasi dan meminta para perawat RS Siloam Sriwijaya Palembang tersebut untuk memilih dua alternatif.

Yaitu jika mau ke luar kos, jangan masuk lagi ke dalam rumah kos. Lalu mengisolasi mandiri selama 14 hari di dalam kamar kos dan jangan keluar kemana-mana.

“Tapi karena yang datang itu hanya Ketua RT dan lima orang warga, tidak didampingi pihak Babinsa atau Puskesmas, jadi anak-anak pada takut untuk keluar,” ucapnya.

Karena tidak boleh masuk ke kamar kos perempuan tersebut, Ketua RT dan para warga akhirnya berteriak di depan rumah kos tersebut.

Dari pertemuan tersebut, Ketua RT dan para warga mengakui ada miskomunikasi, dengan cara penyampaian dan intonasi yang tidak mengenakkan.

“Kasus itu sebenarnya sudah clear. Tapi ada yang menyebutkan bahwa info itu hoaks yang ditayangkan di media massa. Kami komplain dan mengajukan untuk mencabut berita hoaks tersebut,” ujarnya.

Dia pun menyayangkan ada stigma negatif terhadap tenaga medis, yang dilakukan oleh para warga. Jika mereka dibekali pengetahuan tentang Covid-19, kemungkinan pengusiran tersebut tidak akan terjadi di Kota Palembang Sumsel.

 

Edukasi Tentang Covid-19

Permintaan Maaf Ketua RT Usai Mengusir Perawat RS Siloam Palembang
RS Siloam Sriwijaya Palembang (Dok. Humas RS Siloam Sriwijaya Palembang / Nefri Inge)

Managemen RS Siloam Palembang akhirnya melaporkan hal tersebut ke Pemerintah Kota (Pemkot) Palembang. Wakil Wali Kota (Wawako) Palembang Fitrianti Agustinda pun dengan cepat meresponnya.

Anton Suwindro juga meminta kepada Dinas Komunikasi dan Informasi (Kominfo) Palembang, agar bisa memberikan informasi terkait berita hoaks tersebut, yang ternyata memang benar terjadi.

“Saya juga meminta tolong ke camat. Jika ada pertemuan dengan pemerintah, tolong diusukan untuk mengedukasi ke masyarakat. Mulai dari tingkatan RT hingga camat,” katanya.

Untuk mengisolasi mandiri juga, harus dibantu oleh warga sekitar. Seperti menyiapkan kebutuhan makanan. Karena yang diisolasi mandiri selama 14 hari, tidak bisa keluar rumah, apalagi anak-anak kos.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya