Warga Suku Bajo Jungkir Balik Berjuang Bertahan Hidup Saat Pandemi Covid-19

Kehilangan pekerjaan, warga suku Bajo di Konawe berusaha bertahan hidup di tengah covid-19.

oleh Ahmad Akbar Fua diperbarui 21 Apr 2020, 05:00 WIB
Diterbitkan 21 Apr 2020, 05:00 WIB
Penyaluran sembako yang dilakukan kepada warga Suku Bajo Konawe ditengah pandemi Covid-19, Senin (20/4/2020).(Liputan6.com/Ahmad Akbar Fua)
Penyaluran sembako yang dilakukan kepada warga Suku Bajo Konawe ditengah pandemi Covid-19, Senin (20/4/2020).(Liputan6.com/Ahmad Akbar Fua)

Liputan6.com, Kendari - Nur Ainun (35), seorang warga Bajo di Kecamatan Soropia, Kabupaten Konawe, terlihat senang saat mendengar Dandim 1417 Kendari akan mendatangi dia dan keluarganya, Senin (20/4/2020). Ibu dua orang anak ini, merupakan satu dari sekitar 300 warga suku Bajo pesisir yang terdampak Covid-19.

Kedatangan anggota TNI, membawa 300 paket beras dan bahan makanan. Bantuan ini, diberikan kepada warga suku Bajo yang setiap hari menggantungkan hidup dari melaut.

Ainun menceritakan, sebelum Covid-19, dia membantu menghidupi keluarganya sebagai tukang cuci. Dia mendapat gaji Rp200 ribu setiap bulan usai mencuci sebanyak 2 kali seminggu. Sedangkan suaminya, berpenghasilan tidak tetap sebagai nelayan.

Saat Corona mulai terasa di Sultra, wanita yang tidak menamatkan pendidikan di SMP itu, tidak bekerja lagi. Sebab, majikannya lebih banyak menghabiskan waktu di rumah.

"Bos saya yang biasa sibuk bekerja di luar sekarang sudah tinggal di rumah dan mencuci sendiri. Jadi ya saya juga di rumah saja," ujarnya.

Dia mengungkapkan, kini hanya bisa tinggal di rumah. Jika cuaca sedang bagus, dia ikut membantu suami mencari ikan di laut.

Warga suku Bajo lainnya, Rori (38) menyatakan, saat pandemi covid-19, dia hanya bisa bekerja sebagai kuli penjaga keramba ikan. Dia kehilangan pekerjaan sebelumnya sebagai penangkap gurita.

"Sekarang harga gurita jatuh, bisa sampai di bawah Rp 10 ribu per kilo. Perusahaan yang penampung juga tutup," ujar Rori.

Dahulu, sebelum Covid-19, Rori mengatakan, sekali menjual gurita bisa mendapatkan penghasilan bersih sekitar Rp300 ribu setiap minggu. Hari ini, kerja kerasnya hanya cukup untuk kebutuhan makan dia dan keluarga di rumah.

Saksikan juga video pilihan berikut ini:

Bantuan Sembako dengan Perahu

Warga Bajo yang mendapat sembako, ditengah pandemi Covid-19.(Liputan6.com/Ahmad Akbar Fua)
Warga Bajo yang mendapat sembako, ditengah pandemi Covid-19.(Liputan6.com/Ahmad Akbar Fua)

Sebanyak 300 lebih warga Bajo pesisir di Kabupaten Konawe mendapatkan bantuan paket sembako dan bahan makanan dari PT Askrindo dan PT GMM. Dandim Kendari bersama anggota polisi, berperahu mendatangi satu persatu rumah warga di sekitar teluk Kendari.

Mereka sengaja dipilih karena kebanyakan warga Bajo masih hidup dengan penghasilan memprihatinkan. Dari sekitar 1.000 warga Bajo di sekitar teluk, 85 persen adalah nelayan dengan penghasilan kecil.

Dandim 1417 Kendari, Kolonel Inf Alamsyah menyatakan, bantuan ini merupakan bentuk kepedulian masyarakat yang memiliki kelebihan rezeki. TNI membantu menyalurkan karena memiliki kesiapan personil yang bisa ditugaskan kapan saja.

"Ke depannya, kami berharap warga yang memiliki rezeki berlebih tetap solid membantu meringankan beban yang lemah. TNI dan Polri siap mengawal," ujarnya.

Kepala Cabang PT Askrindo Kendari, Syahruddin menyatakan, enggan mengumbar bantuan. Alasannya, kebanyakan berasal dari dana pribadi rekannya di wilayah Sulawesi Maluku dan Papua.

"Yang terpenting niatnya membantu warga yang kesulitan dan benar benar butuh. Jika tak ada halangan, Ramadan Insya Allah kami salurkan lagi," ujarnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya