Liputan6.com, Bangkalan - Kucing-kucing itu langsung meriungi Romlah yang dari kamarnya susah payah mencapai teras rumah. Sambil mengelus-elus sekenanya, Romlah menghitung jumlah kucing yang lucu dan bersih itu.
"Ini hanya lima, biasanya dua belas ekor," kata Romlah sembari memanggil kucing-kucingnya yang lain namun tak kunjung muncul.
"Paling mereka di rumah tetangga, cari makan, di sini tak ada makanan," imbuhnya lagi.
Advertisement
Romlah, kini 50 tahun, lumpuh sejak usia 12 tahun setelah mengalami demam tinggi. Sejak itu, episode kepedihan dalam hidupnya datang beruntun ketika satu persatu keluarganya meninggal dunia.
Baca Juga
Maka sejak 30 tahun lalu, ia hidup sebatang kara di sebuah bilik kecil di Dusun Jakan, Desa Parseh, Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur. Kucing-kucing itulah yang menemani dan jadi penghibur.
"Kalau tak ada mereka (kucing), rumah saya sepi," ujar dia.
Tapi kini Romlah bisa hidup tenang bersama kucing-kucingnya. Setidaknya tak perlu khawatir bocor saat hujan dan tak akan kedinginan saat malam. Gubuk bambunya yang reyot telah direnovasi gotong royong oleh para pemuda desa.
Dan tiap kali teringat kebaikan orang padanya, mata Romlah begitu mudah berair. Sebab, untuk makan pun dia hanya menunggu bantuan para tetangga.
"Saya bersyukur dikelilingi orang baik," ucap dia.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Menangis Tiap Ada yang Membantunya
Dan tangis Romlah itu pecah lagi, saat Ketua KONI Bangkalan Fauzan Djakfar menyambangi pada Minggu, 26 April 2020, untuk menyerahkan bantuan beras.
Kepada Mantan Ketua KPU Bangkalan itu, Romlah menceritakan riwayat lumpuh dan hidupnya yang susah.
"Terimakasih pak, masih ingat pada orang seperti saya, semoga Allah membalas kebaikan sampean," tutur Romlah.
Melihat Romlah dan kucingnya, adalah gambaran di dunia nyata tentang cerita persahabatan manusia dan kucing dalam novel yang terbit pada 2018: The Travelling Cat Chronicles.
Hiro Arikawa, penulis novel ini, dengan tajam membeberkan tabiat kucing dan bagaimana mereka memandang manusia, lewat persahabatan seorang pemuda Satoru Miyawaki yang piatu sejak kecil dengan Nana, seekor kucing liar yang dijumpainya di Tokyo.
Meski Kucing jamak identik sebagai hewan pemalas dan suka mencuri ikan, tapi ia punya kesetiaan melebihi kesetiaan anjing pada anak-anak, begitu menurut sebuah penelitian.
Advertisement