Percepat Deteksi Penularan Covid-19, Samarinda Siapkan Alat Seakurat PCR

Pemerintah Kota Samarinda menyiapkan alat immunofluorescence assay untuk mengukur kadar antibodi seseorang lebih akurat ketimbang rapid test.

oleh Abdul Jalil diperbarui 05 Mei 2020, 10:53 WIB
Diterbitkan 05 Mei 2020, 05:55 WIB
immunofluorescence assay
Pemerintah Kota Samarinda menyiapkan dua alat immunofluorescence assay yang hasilnya bisa mendekati keakuratan PCR. (foto: istimewa)

Liputan6.com, Samarinda - Dalam rangka deteksi dini potensi penularan Covid-19, sejumlah daerah mengambil langkah cepat dengan penyediaan alat-alat pemeriksaan. Selama ini dikenal rapid test atau tes cepat untuk mendeteksi terjadinya penularan.

Pemerintah Kota Samarinda melalui anggaran dana tidak terduga telah membeli alat uji cepat yang lebih akurat. Alat ini dipesan dari Korea Selatan yang juga menggunakan reagent dalam pengaplikasiannya.

"Ini sebenarnya kabar baik, kami telah melaksanakan tes dengan alat immunofluorescence assay yang sangat akurat, mendekati ketepatan PCR (Polymerase Chain Reaction)," kata Kepala Bidang pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kota Samarinda dr Osa Rashfodia, Senin (4/5/2020).

PCR ini biasa digunakan untuk menguji sampel swab pasien yang menentukan status terkonfirmasi Covid-19 atau tidak. Sedangkan alat immunofluorescence hampir sama dengan rapid test namun keakuratannya lebih tinggi.

"Jadi Pemkot Samarinda telah mengalokasikan melalui gugus tugas dua alat yang berteknologi tinggi dan alat ini yang digunakan di Korea Selatan untuk tes massal," papar Osa.

Immunofluorescence assay diproduksi di Korea Selatan. Sedangkan semua reagen atau bahan reaksi juga diimpor dari negara tersebut.

"Jadi di seluruh Indonesia sampai sejauh ini hanya punya 12 alat dan Samarinda itu ada dua alat," tambahnya.

Tim gugus tugas telah melakukan tes immunofluorescence sebanyak 275 kasus di seluruh kota Samarinda dari berbagai elemen masyakat. Semua hasil immunoglobulin dinyatakan negatif.

"Secara total selama epidemi ini kami telah melakukan tes rapid sebanyak 1375 kasus, termasuk 275 yang sudah menggunakan alat yang terbaru ini, hasilnya negatif," papar Osa.

Angka 1375 ini adalah jumlah tes cepat untuk mengetahui terjadinya transmisi lokal atau tidak.

Sejauh ini, tambahnya, Kota Samarinda belum ditemukan bukti adanya transmisi lokal. Bahkan untuk semua kontak dari klaster penularan terdahulu yang sudah PDP konfirmasi positif, juga belum terjadi penularan lokal.

"Keluarga dari klaster itu belum ada yang positif dengan tes Immunofluorescence, namun kita tetap mengingatkan masyarakat bahwa harus tetap mematuhi himbauan-himbauan pemerintah," ujarnya.

 

**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.

Simak juga video pilihan berikut :

Lebih Cepat Mengetahui Potensi Penularan Lokal

RS Dirgahayu Samarinda
Pemkot Samarinda terus berupaya memperlambat kasus penularan lokal dengan mengadakan tes cepat massal dalam waktu dekat. (foto: Abdul Jalil)

Osa Rashfodia menjelaskan fungsi dari alat immunofluorescence assay adalah mengukur kadar antibodi seseorang. Parameter pengukuran langsung menyebutkan angka kadar antibodi.

"Kalau dengan rapid test yang biasa, namanya menggunakan tes kualitatif, hanya bisa melihat berdasarkan garis yang terbentuk. Kalau garis merah yang terbentuk lebih dari satu maka kemungkinan tes itu reaktif," katanya.

Dengan tes Immunofluorescence ini, sebutnya, bisa melihat angka kadar antibodi yang timbul.

"Misalnya IgM (immunoglobulin M), berapa kadar IgM yang timbul ada angkanya, misalnya 0,8 atau 0,9. Kemudian angka immunoglobulin G, (bisa mengukur) dia ini punya kekebalan, dia ini reaktif, dia tidak reaktif," papar Osa.

Sehingga, tambahnya, hasil yang didapat tidak hanya sekedar positif atau negatif, reaktif atau tidak reaktif. Namun muncul angka yang ditampilkan.

Osa menjelaskan, dari sisi epidemiologi, mengetahui kadar antibodi seseorang sangat penting. Dia mencontohkan, jika melakukan tes dengan immunofluorescence ini secara massal di puskesmas nantinya, akan terlihat daerah mana saja yang immunoglobulin M-nya tinggi.

"Maka di situ kemungkinan besar ada transmisi yang sifatnya akut atau cepat. Sehingga kita bisa mendeteksi lebih cepat dan potensi penyebaran bisa cepat kita tangani," paparnya.

Meski demikian, uji swab PCR tetap dilakukan untuk memastikan pasien positif atau negatif Covid-19. Sejauh ini, sebut Osa, hasil dari immunofluorescence yang ditemukan itu sangat mendekati hasil PCR.

"Kalau dia mencapai angka tertentu, lebih dari 1,1 misalnya, maka PCR-nya akan positif," kata Osa.

Pemerintah Kota Samarinda sedang menyiapkan upaya khusus mencegah penularan lokal. Upaya itu akan mulai dilakukan pada pekan ini dengan melakukan pemeriksaan immunofluorescence assay di Puskesmas.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya