Demi Bumi yang Lebih Baik, Investasi Harus Ramah Lingkungan

Universitas Prasetiya Mulya dengan S1 Renewable Energy Engineering akan berperan sebagai tenaga ahli, dari sisi analisis dan teknis pengelolaan sumber energi terbarukan yang bisa berasal dari air, angin, geothermal, ombak, sampah dan lainnya.

oleh Dewi Divianta diperbarui 10 Jul 2020, 21:00 WIB
Diterbitkan 10 Jul 2020, 21:00 WIB
Universitas Prasetiya Mulya
Universitas Prasetiya Mulya (Dewi Divianta/Liputan6.com)

Liputan6.com, Denpasar Isu keberlanjutan dan kelestarian lingkungan merupakan hal yang semakin mendesak dalam kehidupan masyarakat modern, yang semakin sadar akan pentingnya menjaga bumi.

Tantangan terkait substitusi sumber energi fosil dengan sumber energi terbarukan serta penggunaan produk-produk yang ramah lingkungan dalam aktivitas keseharian merupakan hal yang harus dihadapi dan disiasati dengan baik. Investasi bisnis pengembangan sumber energi terbarukan dan produk ramah lingkungan juga akan berperan sangat penting dalam usaha tersebut.

Penggunaan energi fosil tidak akan bertahan selamanya. Jumlah sumber daya alam yang terbatas mengharuskan masyarakat dan pemerintah mulai beralih ke potensi energi terbarukan. Tidak dalam skala kecil, pengembangan energi terbarukan ini akan cukup mendominasi industri ke depan.

Badan Energi Terbarukan Internasional (IRENA) meluncurkan Global Renewables Outlook yang menunjukkan, investasi energi terbarukan akan menguntungkan dalam jangka panjang. Global Renewables Outlook menunjukkan fokus investasi energi yang berubah akan meningkatkan lapangan kerja bidang energi terbarukan jadi 42 juta secara global pada 2050, atau empat kali lebih banyak dibandingkan sekarang. Secara keseluruhan, 30 tahun mendatang, pekerjaan energi akan mencapai 100 juta, atau 40 juta lebih dari saat ini.

Pemerintah tidak mengubah rencana target investasi jangka panjang untuk EBT sekitar 17,8 miliar dolar AS hingga 2024. Di sisi lain, minat investor memberikan pendanaan untuk pembangunan EBT cukup tinggi seiring dengan tren global yang gencar mengkampanyekan gerakan pelestarian lingkungan.

“Minat orang membangun di EBT semakin tinggi, sementara minat mendukung proyek yang berdampak negatif terhadap lingkungan semakin menurun, secara global seperti itu. Jadi, banyak sekali yang datang menawarkan pembiayaan untuk bisa berkontribusi terhadap pengembangan EBT di Indonesia,” ujar Direktur Aneka Energi Baru dan Energi Terbarukan Kementerian ESDM, Harris, Jumat (10/7/2020).

Selain dukungan dana, kemampuan teknis juga menjadi kunci dalam pembangunan energi baru terbarukan di Indonesia. sejumlah perguruan tinggi di Indonesia menangkap peluang tersebut. Penyiapan kapasitas SDM menyambut era tersebut salah satunya melalui penyiapan fakultas yang mempelajari hal tersebut.

Kampanye Bumi Hijau Gunakan Material Ramah Lingkungan

Salah satunya adalah Universitas Prasetiya Mulya dengan S1 Renewable Energy Engineering akan berperan sebagai tenaga ahli, dari sisi analisis dan teknis pengelolaan sumber energi terbarukan yang bisa berasal dari air, angin, geothermal, ombak, sampah dan lainnya. S1 Renewable Energy Engineering akan menjawab kebutuhan global ini dengan kurikulum yang komprehensif.

Mahasiswa akan belajar melalui simulasi, eksperimen dan prototipe rekayasa energi berbasis komputer. Mereka belajar pemrosesan bahan baku pengelolaan sumber daya, pembangkit listrik, efisiensi energi, dan konservasi dan akan terlibat dalam proyek eksperimental dari skala pilot hingga skala industri serta dilengkapi dengan kewirausahaan teknik melalui kursus manajemen energi dan uji coba pra-komersial.

Terdapat empat peminatan dalam Program S1 Renewable Energy Engineering, yakni Solar Photovoltaic, Bioenergy, Fluid Structure Interaction, dan Energy Management.

Mahasiswa akan mengikuti mata kuliah Renewable Energy Project pada semester empat dan enam. Bukan belajar teori di kelas, melainkan menghabiskan satu semester penuh mengaplikasikan ilmu yang telah dipelajari sebelumnya dalam proyek atau eksperimen laboratorium.

Terjadinya pandemi belakangan ini semakin menyadarkan akan pentingnya peran produk dan aktivitas manusia yang tidak mencemari lingkungan. Kampanye menjadikan bumi kembali hijau sering digaungkan melalui berbagai platform media, sehingga muncul tren baru untuk membuat dan menggunakan produk hemat energi dan ramah lingkungan seperti reusable waste bag, eco touch-screen computer, recyclable toothbrush, dan produk yang menggunakan material yang dapat terurai secara alami.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya