Ketika Sistem Tanam Padi 'Jajar Legowo' Dikenalkan ke Petani Sigi

Intervensi peningkatan produksi pertanian sawah sedang didorong dengan pemenuhan kebutuhan petani termasuk peningkatan pengetahuan teknologi inovasi tanam bagi petani

oleh Heri Susanto diperbarui 12 Jul 2020, 16:00 WIB
Diterbitkan 12 Jul 2020, 16:00 WIB
tanam perdana padi di Desa Pakuli Utara, Sigi
Petugas BPTP Sulteng saat menjelaskan sistem tanam jajar legowo di Desa Pakuli Utara, Kabupaten Sigi pada Rabu (8/7/2020). (Foto: Fais Sengka).

Liputan6.com, Sigi - Intervensi peningkatan produksi pertanian sawah sedang didorong dengan pemenuhan kebutuhan petani termasuk peningkatan pengetahuan teknologi inovasi tanam bagi petani. Seperti yang dilakukan BPTP Balitbangtan Sulteng.

Tanam padi perdana oleh kelompok Tani di Desa Pakuli Utara, Kabupaten Sigi, pada Rabu (8/7/2020) dilakukan berbeda dengan biasanya.

Selain dilakukan di masa pandemi Covid-19, musim tanam kali ini juga jadi ajang belajar inovasi pertanian yang tepat guna.

Petugas dari Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Balitbangtan Sulteng pagi itu mendampingi penanaman dengan pengetahuan inovasi tanam ‘Jajar Legowo’ yang akan ditularkan ke para petani di desa tersebut, yang juga untuk menyediakan benih bermutu.

Jajar Legowo menjadi inovasi pilihan karena berdasarkan penelitian, mampu meningkatkan produksi, apalagi dengan didukung penggunaan varietas unggul padi yang bermutu. Disebut jajar legowo karena jarak antarpadi yang ditanam diberi jarak dengan tujuan tanaman tersebut cepat berkembang hingga panen.

 

Simak Video Pilihan Berikut Ini:

Peningkatan Populasi Tanaman Padi per Hektare

“Keunggulan sistem tanam jajar legowo 2:1 ini adalah, jarak tanam 25 x 12.5 x 50 sentimeter meningkatkan populasi tanam menjadi 213.333 rumpun per hektar,” Kasie Kerja Sama dan Pelayanan Pengkajian Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Balitbangtan Sulteng, Syamsyiah Gafur menjelaskan, Jumat (10/7/2020).

Peningkatan itu terbilang signifikan yakni 30 persen dibanding cara tanam umumnya, sistem tegel 25 x 25 sentimeter dengan populasi hanya 160 ribu rumpun per hektar.

Syamsiah bilang, Peningkatan bisa terjadi juga karena dengan sistem tersebut tanaman padi berpotensi mendapatkan sinar matahari yang cukup yang mendukung fotosintesis lebih optimal

“Sistem itu juga memudahkan untuk perawatan tanaman. Misal saat pemupukan, penyulaman, dan penyiangan,” kata Syamsyiah.

Oleh BPTP Sulteng, Kabupaten Sigi menjadi salah salah satu daerah yang menjadi fokus pengembangan pertanian usai terdampak bencana tahun 2018 lalu dan pandemi Covid-19 yang sedang terjadi.

Pengembangan terutama dalam hal kemandirian benih dalam rangka mendukung terlaksananya Indeks Pertanaman (IP) 300 untuk mendukung target luas tanam padi secara nasional 5,6 juta hektar dan sasaran produksi sebesar 15,06 juta ton.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya