Liputan6.com, Sikka - Musim kemarau membuat warga Kabupaten Sikka, NTT sudah mulai mengalami krisis air bersih. Kesulitan air bersih ini sudah mulai terasa di wilayah Kelurahan Hewulu, Kecamatan Alok Barat, Kabupaten Sikka.
Ardianus Mangge, warga RT 01/RW 02 mengatakan, sudah puluhan tahun warga kelurahan Haiwuli selalu kesulitan air bersih, terutama pada musim kemarau.
"Setiap hari, warga mengantre di salah satu bak air. Warga harus antre berjam-jam untuk bisa mendapatkan giliran," katanya.
Advertisement
Baca Juga
Sementara, Theresia Toji, mengatakan sebagain warga pengungsi Gunung Api Rokatenda Palue yang ditempatkan di kelurahan Hewuli sejak 2003 lalu, belum pernah menikmati air bersih yang memadai.
"Semua warga memamafaatkan air dari satu bak air. Jadi setiap hari harus antre dari pagi hingga sore hari," ungkapnya.
Tak jauh dari Hewuli, warga ternyata memiliki sumber mata air Wairotan yang jaraknya kurang lebih 1,5 kilometer. Selain dekat, debit air juga cukup besar. Tetapi, untuk memasok air dari sumbernya, warga belum memiliki dana yang cukup.
"Mata air Wairrotan bisa dialiri ke rumah penduduk tetapi untuk membangun satu bak reserfoir di mata air dan pipa untuk aliran air kami tidak memiliki dana. Kalau ada bantuan dari pemerintah kami siap untuk kerja swadaya," dia menjelaskan.
Untuk membantu warga, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sikka memasok air bersih bagi warga dengan harga murah. Suka cita warga terlihat saat mendapatkan bantuan air bersih dari pemerintah BPBD.