Liputan6.com, Bandung Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil akan mendapatkan penyuntikan kedua sebagai relawan uji klinis vaksin Covid-19 buatan Sinovac yang tengah diteliti tim Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran di Bandung, Senin (14/9/2020). Emil, sapaan akrabnya, akan disuntik di Puskesmas Garuda.
Baca Juga
Advertisement
Berdasarkan informasi agenda Gubernur Jabar dari Biro Humas Pemprov Jabar, Ridwan Kamil akan menjalani suntik vaksin di Puskesmas Garuda Kota Bandung yang berlangsung pada pukul 13.00-15.00 WIB.
Tak hanya Emil yang ikut jadi relawan. Kapolda Jabar Irjen Rudy Sufahriadi, Pangdam III/Siliwangi Mayjen TNI Nugroho Budi Wiryanto, serta Kepala Kejati Jabar Ade Eddy Adhyaksa, juga akan mengikuti tahapan penyuntikan vaksin tahap kedua.
"Kami, pimpinan terus menjaga kondisi karena tanggal 14 September nanti kami yang jadi relawan vaksin akan dites yang kedua," ucap pria yang akrab disapa Emil dalam jumpa pers di Makodam III/Siliwangi, Rabu (9/9/2020) lalu.
Emil menerangkan, setelah penyuntikan vaksin, dirinya akan kembali lagi ke Puskesmas Garuda dua pekan setelahnya untuk menjalani pemeriksaan kesehatan dan tes darah. Lalu akan diminta kembali datang pada Desember mendatang.
"Mohon doanya uji klinis ini berhasil sehingga kita bisa memproduksi dan memberikan vaksinasi kepada warga Jawa Barat dan Indonesia," tuturnya.
Untuk diketahui, proses uji klinis vaksin Covid-19 Sinovac oleh BUMN Bio Farma dan Fakultas Kedokteran Unpad ini berlangsung dalam lima tahap kunjungan selama kurang lebih enam bulan atau hingga akhir 2020. Jika uji klinis berjalan lancar, rencananya vaksin Sinovac akan mendapat izin edar dan diproduksi massal pada awal 2021.
Sebelumnya, sebanyak 450 relawan uji klinis vaksin Covid-19 Sinovac telah mendapatkan penyuntikan vaksin yang diselenggarakan Bio Farma dengan menggandeng Fakultas Kedokteran Unpad. Ketua Tim Riset Uji Klinis Vaksin Covid-19 Fakultas Kedokteran Unpad Kusnandi Rusmil mengatakan, para relawan uji klinis vaksin tidak menunjukkan masalah kesehatan pascavaksinasi.
"Sampai sekarang yang sudah disuntik vaksin ada 450 orang, 200 sudah mau suntikan kedua dan 250 baru suntikan pertama. Sampai sekarang belum ada yang masuk rumah sakit atau bagaimana, semua biasa-biasa saja," katanya di Rumah Sakit Pendidikan (RSP) Unpad Bandung, Rabu (9/9/2020).
Kusnandi menerangkan, reaksi yang ditimbulkan saat vaksinasi terhadap relawan sama seperti imunisasi pada umumnya. Di awal penyuntikan misalnya, relawan merasakan nyeri pada area suntikan selama beberapa saat. Namun, nyeri itu kemudian akan hilang dalam waktu cepat.
"Paling-paling keluhannya demam sedikit, kemudian nyeri dalam dua hari kemudian hilang sendiri. Sama seperti kita menyuntik vaksin di puskesmas saja. Kalau ada yang demam dikasih paracetamol," jelasnya.
Menurut Kusnandi, setiap relawan yang disuntik vaksin Covid-19 akan dilihat perkembangannya. Salah satunya memeriksa apakah relawan mengalami alergi atau tidak.
"Kita kan selalu ngikutin, habis disuntik 30 menit pertama kita lihat ada alergi atau tidak. Lalu ada bengkak atau tidak," ucapnya.
Selain itu, kata Kusnandi, para relawan terus dipantau oleh tim. "Kalau sudah pulang dihubungi lagi pakai telepon selama dua hari berturut-turut ditanya bagaimana bagus. Kemudian 14 hari lagi mereka datang untuk penyuntikan kedua," ujarnya.
Sekadar diketahui, uji klinis vaksin Covid-19 di Bandung merupakan tes fase ketiga yang dimulai sejak Selasa (11/8/2020). Pelaksanaan pengujian dilakukan di enam tempat dengan sampel sebanyak 1.620 orang rentang usia antara 18 hingga 59 tahun.
Keenam lokasi, yakni RSP Unpad, Balai Kesehatan Unpad Dipatiukur, Puskesmas Garuda, Puskesmas Sukapakir, Puskesmas Dago, dan Puskesmas Ciumbuleuit.