Hikayat Bedug Indramayu, Sekali Tabuh Suaranya hingga ke Cirebon

Sejumlah peninggalan sejarah dan tradisi tak lepas dari cerita yang melekat dalam ingatan masyarakat sekitar seperti bedug yang ada di Indramayu.

oleh Panji Prayitno diperbarui 03 Okt 2020, 04:00 WIB
Diterbitkan 03 Okt 2020, 04:00 WIB
Hikayat Bedug Indramayu Sekali Tabuh Suaranya Hingga ke Cirebon
Penampakan bedug yang menjadi ikon Masjid Jami Sabilul Huda Indramayu Konon suaranya terdengar sampai ke Cirebon. Foto (istimewa)

Liputan6.com, Indramayu - Suasana teduh dan nyaman menyelimuti setiap anggota jemaah yang beribadah di Masjid Jami Sabilul Huda Desa benda Kecamatan Karangampel Kabupaten Indramayu.

Suasana tempat ibadah umat Muslim tersebut tampak tidak ada yang berbeda dengan masjid lain. Hanya saja, di masjid ini memiliki cerita menarik di balik keteduhan jemaah melaksanakan ibadah.

Adalah Bedug, sebuah benda yang menjadi penanda akan memasuki waktu salat menjadi tradisi di Indonesia. Bedug yang berada di masjid tersebut diketahui berusia ratusan tahun.

Bahkan, oleh masyarakat sekitar, meyakini bedug ini sebagai bedug tertua di Indramayu. Diperkirakan bedug terbuat pada 1112 Hijriah atau sekitar 1692 Masehi.

Ada kisah unik di balik bedug bersejarah ini, salah satunya adalah permukaan kulitnya yang berlubang. Bahkan konon katanya, dulu ketika bedug ini ditabuh, suaranya bisa terdengar hingga ke Cirebon.

Salah satu pengurus masjid, Abdul Hamid (49), menyampaikan, ada kisah yang diceritakan secara turun temurun mengenai lubang di masjid ini.

Berdasarkan cerita yang berkembang di masyarakat, bedug ini dibuat oleh Sunan Welang yang merupakan murid dari Syekh Quro menggunakan kayu sidaguri.

"Salah seorang pangeran dari Cirebon, mengirim utusan untuk meminjam bedug ini," kata dia, Jumat (2/10/2020).

Saksikan video pilihan berikut ini:

Suara Nyaring

Hikayat Bedug Indramayu Sekali Tabuh Suaranya Hingga ke Cirebon
Penampakan bedug yang menjadi ikon Masjid Jami Sabilul Huda Indramayu Konon suaranya terdengar sampai ke Cirebon. Foto (istimewa)

Konon, suara bedug terdengar hingga ke Cirebon, membuat salah satu pangeran dari Cirebon pada saat itu mengutus utusannya ke Desa Benda untuk meminjam bedug tersebut selama satu atau dua hari jika diperbolehkan.

Mengetahui hal tersebut, warga Desa Benda pun menolak dengan halus permintaan tersebut. Alasannya, mereka enggan meminjamkan bedug karena bedug tersebut kondisinya berlubang.

"Sebenarnya bedugnya tidak bolong, cuma siasat masyarakat saja supaya tidak dipinjam," ujar dia.

Sehari setelah kedatangan utusan dari Cirebon, masyarakat dikejutkan dengan kondisi kulit bedug yang tiba-tiba berlubang. Mereka pun tidak mengetahui mengapa bedug tersebut bisa bolong.

Hal tersebut jelas membuat masyarakat bertanya-tanya, dan mencoba menghubung-hubungkan dengan kedatangan utusan dari Cirebon tersebut.

Hingga membuat masyarakat mengganti kulit bedug tersebut dengan yang baru.

Namun anehnya, kulit baru bedug tersebut perlahan kembali berlubang. Menurut Hamid, kejadian aneh tersebut sudah terjadi berkali-kali.

Akhirnya, bedug tua tersebut pun diganti dengan yang baru dan berukuran lebih besar. Bedug besar tersebut masih dipakai hingga sekarang. Sedangkan, bedug yang lama tetap dibiarkan saja digantung.

"Saya sengaja melapisi dengan kain supaya tidak kena debu," jelas dia.

Karena kisah tersebut, lanjutnya, banyak orang yang percaya jika bedug tersebut mempunyai khasiat. Terkadang, ada orang yang datang kemudian mengambil sedikit bagian bawah bedug karena diyakini mengandung obat.

Sampai saat ini, bedug bolong ini selalu dipajang di masjid, berdampingan dengan bedug baru yang berukuran lebih besar. Bedug ini pun menjelma menjadi ikon Masjid Jami Sabilul Huda.

"Karena itulah, bagian bawah bedug terlihat mengilat karena hasil kerikan," ujar dia.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya