Adu Strategi Pawang Lawan Harimau yang Mangsa 2 Sapi di Aceh Selatan

Aceh Selatan mendatangkan Teungku Syarwani Sabil (83) seorang pawang harimau untuk mengatasi gangguan harimau yang selama ini meresahkan masyarakat

oleh Liputan6.com diperbarui 08 Okt 2020, 11:00 WIB
Diterbitkan 08 Okt 2020, 11:00 WIB
Ilustrasi harimau
Ilustrasi harimau (wildtrails)

Liputan6.com, Aceh Selatan - Sebanyak dua ekor sapi milik warga Desa Durian Kawan, Kecamatan Kluet Timur, Kabupaten Aceh Selatan mati setelah dimangsa Harimau Sumatera (Panthera Tigiris) di sekitar pemukiman penduduk setempat.

“Di bagian tubuh ternak sapi yang mati diduga akibat dimangsa harimau ini turut ditemukan cakar dan bekas gigitan harimau,” kata Camat Kluet Timur, Kabupaten Aceh Selatan, Muriadi S yang dihubungi dari Meulaboh, Ahad malam, dikutip Antara.

 

Ia menjelaskan, di sekitar lokasi temuan ternak sapi tersebut, dirinya bersama masyarakat juga menemukan bekas kaki harimau yang berjalan menuju ke arah hutan.

Muriadi menambahkan, penyebab matinya ternak sapi milik warga di kawasan Desa Durian Kawan, Kecamatan Kluet Timur, Kabupaten Aceh Selatan diduga kuat merupakan konflik antara harimau dan manusia.

Dampaknya, selama ini ternak milik masyarakat di daerah tersebut menjadi sasaran mangsa harimau.

Guna menghindari adanya hal yang tidak diinginkan, pemerintah setempat juga sudah memberi imbauan kepada masyarakat, agar sementara waktu tidak pergi ke kebun yang berdekatan dengan kawasan hutan apabila dalam kondisi seorang diri.

Simak Video Pilihan Berikut Ini:

Datangkan Pawang Harimau

Kalau kedatangan harimau
Selain membakar mangsa, juga menghalau kemunculan harimau dengan membuat suara ledakan dari senjata api juga petasan.

Pemerintah Kabupaten Aceh Selatan mendatangkan Teungku Syarwani Sabil (83) seorang pawang harimau untuk mengatasi gangguan harimau yang selama ini meresahkan masyarakat di Desa Durian Kawan Kecamatan Kluet Timur Kabupaten Aceh Selatan.

“Pawang harimau yang kita datangkan dari Meulaboh Kabupaten Aceh Barat ini bertujuan untuk mengusir harimau agar kembali lagi ke habitatnya di dalam hutan, serta tidak mengganggu masyarakat,” kata Camat Kluet Timur Kabupaten Aceh Selatan Muriadi S yang dihubungi dari Meulaboh, Senin.

“Kita minta masyarakat agar tidak sendiri jika ke kebun, karena khawatir bisa saja harimaunya datang lagi,” kata Camat Muriadi menuturkan.

Ia mengakui, selama ini setiap terjadinya gangguan harimau di Kabupaten Aceh Selatan, pemerintah daerah dan otiritas terkait sering mengundang Teungku Syarwani Sabil untuk mengatasi gangguan satwa liar yang dilindungi negara tersebut.

“Selama ini setelah kita datangkan pawang, harimau berhasil kembali ke hutan, tidak lagi berkeliaran di sekitar kebun atau pemukiman warga,” kata Muriadi menuturkan.

 

Harimau Mangsa Ternak 6 Bulan Sekali

Harimau Sumatera Santap Sapi dan Kambing Warga Indragiri Hilir Tanpa Permisi
Warga hanya mendengar sapi dan kambing peliharaannya memekik malam-malam. Setelah dicek, ada jejak harimau Sumatera di lokasi kejadian. (Liputan6.com/M Syukur)

Ia juga menjelaskan, gangguan satwa harimau di kawasan tersebut terjadi selama dua kali dalam satu tahun atau setiap enam bulan sekali.

Biasanya, sasaran amukan harimau diantaranya seperti hewan ternak milik masyarakat, katanya.

Teungku Syarwani didatangkan ke Desa Durian Kawan, Kecamatan Kluet Timur, Kabupaten Aceh Selatan, setelah sebelumnya dua ekor ternak sapi milik masyarakat di daerah ini mati setelah dimangsa harimau sumatera (Panthera Tigiris) di sekitar pemukiman penduduk setempat.

“Sengaja kita datangkan pawang untuk mengatasi konflik antara harimau dan manusia, semoga ke depan satwa ini tidak lagi turun ke sekitar pemukiman masyarakat karena meresahkan,” kata Muriadi menambahkan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya