Liputan6.com, Mamasa - Setelah banjir bandang dan tanah longsor yang melanda Desa Rippung, Kecamatan Messawa, Mamasa, Sulawesi Barat 8 Oktober 2020 lalu. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mamasa menetapkan peristiwa itu sebagai tanggap darurat bencana.
Wakil Bupati Mamasa, Marthinus Tiranda yang memantau ke lokasi kejadian mengatakan, penetapan itu dilakukan, karena banyaknya kerusakan yang terjadi pasca bencana. Utamanya kerusakan, di tiga dusun yang terisolasi, yakni Dusun Malluaya, Rattedonan dan Talmi.
"Mulai dari puluhan hektare sawah milik warga yang rusak, hingga akses jalan yang terputus total, karena banyaknya titik longsor dan jembatan yang rusak," katanya kepada wartawan, Senin (12/101/2020).
Advertisement
Baca Juga
Marthinus berharap, dengan ditetapkannya tanggap darurat bencana ini, semua pihak akan membantu Mamasa dalam melakukan penanggulangan bencana. Saat ini, Pemkab Mamasa sementara melakukan pendataan sejumlah kerusakan yang diakibatkan oleh bencana alam ini.
"Surat penetapan tanggap darurat bencana sudah saya tanda tangani siang tadi. Kita berharap semua pihak dapat membantu kita, khususnya dari pemerintah pusat dan provinsi, termasuk TNI-Polri," harapnya.
"Kita masih mendata, mulai dari berapa sawah warga yang rusak, berapa warga yang terdampak, termasuk kami berupaya agar jalan dusun yang masih terisolir bisa segera kita buka," sambungnya.
Marthinus menambahkan, untuk bahan pokok warga di tiga dusun yang masih terisolasi, dia sudah berkoordinasi dengan Dinas Sosial Mamasa untuk menyalurkan bantuan pangan. Karena, beberapa hari sejak bencana terjadi, warga mulai kehabisan bahan pokok dan mengomsumsi umbi-umbian.
"Termasuk kita koordinasi dengan PLN, karena sejak bencana listrik di Desa Rippung ini padam. Semoga kita bisa dengan segera menanggulangi bencana ini," tutup Marthinus.
Â