Duka di Mamasa, Banjir dan Longsor Menyapu Puluhan Hektare Sawah Siap Panen

Bencana alam itu juga mengakibatkan salah satu jembatan di Jalan Poros Mamasa-Polewali Mandar amblas

oleh Abdul Rajab Umar diperbarui 11 Okt 2020, 01:00 WIB
Diterbitkan 11 Okt 2020, 01:00 WIB
Sawah Mamasa
Area persawahan di Mamasa yang tertutup meterial banjir dan longsor (Foro: Liputan6.com/Istimewa)

Liputan6.com, Mamasa - Bencana alam banjir bandang dan tanah longsor melanda Desa Rippung, Kecamatan Messawa, Mamasa, Sulawesi Barat, pada Kamis malam 8 Oktober 2020 lalu. Bencana itu juga mengakibatkan salah satu jembatan di Jalan Poros Mamasa-Polewali Mandar ambles.

Bencana banjir dan longsor itu juga menyebabkan puluhan hektare area persawahan milik warga yang siap panen rusak parah. Lumpur bercampur pasir dan batang pohon yang terbawa arus banjir menutupi area persawahan. Warga pun dipastikan gagal panen.

Melda, salah seorang warga mengatakan, bencana itu terjadi pada Kamis 8 Oktober 2020 malam sekitar pukul 18.30 Wita. Saat itu hujan deras melanda wilayah Mamasa selama beberapa jam, mulai dari siang hingga sore hari.

"Air sungai tiba-tiba meluap, hingga terjadi banjir dan longsor," kata Melda saat dihubungi Liputan6.com, Sabtu (10/10/2020).

"Hujan dengan instensitas yang tinggi, memang terjadi beberapa hari terkahir ini," ujarnya.

Melda bilang, hampir semua area persawahan milik warga di Desa Rippung tersapu banjir. Sejumlah akses jalan menuju dan keluar dari desanya tertutup meterial longsor.

"Tidak ada korban jiwa dalam banjir bandang dan tanah longsor ini. Tapi kerugian materil bisa mencapai ratusan juta rupiah, karena sawah sudah siap panen," ujar istri Kepala Desa Rippung itu.

Saat ini, warga berharap Pemkab Mamasa segera melakukan penanganan dan menyalurkan bantuan. Mengingat area persawahan yang menjadi tumpuan hidup mereka dipastikan gagal panen.

Simak Video Pilihan Berikut Ini:

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya