Upaya Tim Medis Selamatkan Tahanan dari Serangan Covid-19 dalam Lapas Perempuan Pekanbaru

Petugas medis di Lapas Perempuan Pekanbaru berusaha menjaga 159 warga binaan selalu sehat agar terhindar dari Covid-19. Pasalnya, sudah ada puluhan tahanan terkonfirmasi Covid-19.

oleh M Syukur diperbarui 24 Okt 2020, 05:00 WIB
Diterbitkan 24 Okt 2020, 05:00 WIB
Petugas medis mengecek kesehatan warga binaan Lapas Perempuan Pekanbaru.
Petugas medis mengecek kesehatan warga binaan Lapas Perempuan Pekanbaru. (Liputan6.com/Istimewa)

Liputan6.com, Pekanbaru - Lapas Perempuan Pekanbaru berubah layaknya sebuah rumah sakit sejak pertengahan September lalu. Ada 11 ruangan menjadi ruangan isolasi khusus bagi warga binaan terkonfirmasi Covid-19.

Hingga akhir Oktober menjelang, 11 ruangan tadi sudah dihuni 85 warga binaan terpapar Covid-19. Tim medis di lokasi tentu berharap tidak ada penambahan sehingga dibuatlah sekat atau pemisah dengan sel tahanan lainnya.

Selain mengobati warga binaan terkonfirmasi, tim medis juga fokus menjaga kesehatan 159 tahanan lainnya agar tak terjangkit. Ragam upaya dilakukan, mulai dari olahraga rutin hingga membatasi interaksi antara tahanan lainnya.

"Setiap pagi tahanan sehat lainnya berjemur, total tahanan di sini 217, yang sehat 159 ini dijaga terus agar tak terkena Covid-19," kata petugas medis, Ina Kurniasih, dikonfirmasi wartawan, Jum'at petang, 23 Oktober 2020.

Saban hari, Ina bersama temannya memakai baju pelindung seperti petugas medis Covid-19 di rumah sakit. Tiap waktu secara berkala, Ina berkeliling menanyakan kondisi warga binaan, baik yang memiliki gejala Covid-19 atau tidak.

Memakai masker bagi tahanan sudah menjadi pemandangan biasa. Begitu juga dengan kewajiban mencuci tangan setelah berjemur hingga menjaga jarak satu sama lain.

"Kalau di Lapas ini ada 5 M, misalnya memberikan vitamin agar tahanan sehat imunnya kuat," ucap Ina.

Selain vitamin, tahanan sehat lainnya juga mendapat makanan ekstra bergizi. Salah satunya puding agar angka 85 tadi berhenti di situ saja.

Ina menjelaskan, menjaga jarak antara warga binaan bukanlah hal mudah. Penumpukan dalam satu sel tidak dapat dicegah karena adanya perubahan sel biasa menjadi ruang isolasi.

Sebagai solusi, ruangan yang dulunya tak pernah dipakai untuk tidur tahanan, misalnya ruang makan, menjadi sel dadakan.

"Makanya kami setiap hari berkeliling, cek kesehatan agar penyebaran Covid-19 tidak terjadi lagi," sebut Ina.

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Simak video pilihan berikut ini:

Terkendala Anggaran

Kendala lain saat ini adalah anggaran karena mulai menipis. Penambahan sudah diajukan ke Direktorat Jenderal Lapas, mudah-mudahan segera terealisasi secepatnya.

Beruntung, mitra Lapas Perempuan Pekanbaru ataupun pihak luar lainnya memberikan bantuan. Hanya saja belum bisa digunakan sebagai ongkos swab mandiri untuk mengetahui warga binaan sembuh dari Covid-19.

"Kalau dinas kesehatan swab itu beberapa pekan lalu untuk kontak erat, swab lanjutan katanya gak perlu," ucap Ina.

Tim medis tentu saja ingin mengetahui berapa warga binaan terkonfirmasi sudah sembuh. Karena tes swab satu-satunya jalan, Lapas menggandeng salah satu rumah sakit swasta.

"Swab mandiri tetapi baru 8 warga yang diisolasi jalani tes, hasilnya dua hari lagi," kata Ina.

Menurut Ina, swab lanjutan ini sangat penting untuk mengetahui kesembuhan warga binaan. Dengan adanya anggaran dari Dirjen Lapas nanti, maka pihaknya berencana melakukan swab ke seluruh warga binaan di ruang isolasi.

"Meskipun secara teori isolasi, 14 hari itu seharusnya sudah sembuh tapi kami belum berani menggabungkan ke tahanan lain. Makanya perlu swab," terang Ina.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya