Gonjang-Ganjing Isu Manipulasi Data Status Pasien Covid-19 di Garut

Penetapan status positif Covid-19 berdasarkan hasil uji klinis rumah sakit dan uji laboratorium.

oleh Jayadi Supriadin diperbarui 24 Okt 2020, 18:00 WIB
Diterbitkan 24 Okt 2020, 18:00 WIB
Wakil Bupati Helmi Budiman, tengah memberikan penjelasan kepada Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas, Suharso Monoarfa, saat kunjungannya di Garut, Jawa Barat, Jumat (23/10/2020).
Wakil Bupati Helmi Budiman, tengah memberikan penjelasan kepada Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas, Suharso Monoarfa, saat kunjungannya di Garut, Jawa Barat, Jumat (23/10/2020). (Liputran6.com/Jayadi Supriadin)

Liputan6.com, Garut - Pemerintah Daerah (Pemda) Garut, Jawa Barat, membantah terjadinya manipulasi data mengenai status pasien positif Covid-19 yang berlangsung selama ini.

“Tidak benar itu (dugaan manipulasi data), apa manfaatnya kalau yang tidak Covid, kemudian kita Covidkan,” ujar dia berang, di Garut, beberapa waktu lalu.

Menurutnya, penetapan status positif atau tidaknya penderita Covid-19, merupakan hasil pemeriksaan uji klinis ihak rumah sakit, kemudian dikuatkan dengan uji laboratorium, dari setiap pasien yang diperiksa.

 

“Hasil laboratorium itu murni, tidak ada rekayasa, yang tidak positif dipositifkan,”ujar dia.

Dalam rapat koordinasi yang dilakukan dengan Menteri Dalam Negeri ihwal persiapan antisipasi menghadapi libur panjang 28 -31 Oktober mendatang, lembaganya ujar dia, diminta berbenah menghadapi ancaman peningkatan penyebaran Covid-19.

“Pemerintah dari pusat sampai pemerintah daerah melakukan antisipasi supaya tidak terjadi penyebaran Covid 19 pada saat liburan panjang nanti,” kata dia.

Menurutnya, sebagai salah satu tujuan wisata di Jawa Barat, Garut memiliki pekerjaan rumah saat menghadapi liburan panjangan akhir bulan, untuk menghindari terjadinya lonjakan penyebaran Covid 19.

Antisipasinya antara lain dengan memakai masker, menjaga jarak dan hindari kerumunan, serta mencuci tangan dengan sabun

Untuk itu, Pemda segera menyiapkan sejumlah antisipasi pencegahan mulai pengetatan penggunaan protokol kesehatan, pemeriksaan kendaraan terutama yang berasal dari luar wilayah.

“Termasuk kita lakukan Rapid Test,” ujar dia.

Selain pengetatan protokoler kesehatan, lembaganya ujar Helmi, mengklaim target pelaksanaan test Swab sebanyak 27 ribu orang sudah tercapai.

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Simak Video Pilihan Berikut:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya