Ada Jejak Macan Tutul di Jalur Pengungsian Gunung Merapi, Pertanda Apa?

Ukuran jejak diduga macan tutul itu ada yang besar ada juga yang kecil di jalur evakuasi Gunung Merapi

diperbarui 24 Nov 2020, 03:00 WIB
Diterbitkan 24 Nov 2020, 03:00 WIB
Macan tutul di Nusakambangan tertangkap kamera pengintai pada Oktober 2017. (Foto: Liputan6.com/BKSDA Jateng/Muhamad Ridlo)
Macan tutul di Nusakambangan tertangkap kamera pengintai pada Oktober 2017. (Foto: Liputan6.com/BKSDA Jateng/Muhamad Ridlo)

Sleman - Jejak hewan yang diduga macan tutul ditemukan di jalur evakuasi pengungsi erupsi Gunung Merapi, Jumat (20/11/2020). Jejak tersebut dijumpai di jalur Suruh-Singlar, dusun Ngancar, Glagaharjo, Cangkringan, Sleman, DIY. Jejak satwa terlihat lumayan jelas di beton yang belum kering.

Bintara Pembina Desa (Babinsa) Desa Glagaharjo Kopral Satu (Koptu) Eko Widodo mengatakan pada Jumat (20/11/2020) pagi sejumlah warga menuju ke arah jalur evakuasi tersebut. Rumah Koptu Eko berada tidak jauh dari ditemukannya jejak satwa tersebut.

"Berawal dari kecurigaan, saya kejar, ternyata mereka [warga] melihat jejak satwa yang diduga macan tutul tersebut," ujar Eko Widodo saat dikonfirmasi di jalur evakuasi Suruh- Singlar, dusun Ngancar, Glagaharjo, Cangkringan, Sleman, Senin (23/11/2020), dikutip Solopos.com.

Berdasarkan pantauan Harian Jogja pada Senin, jejak satwa yang belum bisa dipastikan apakah macan atau satwa lainnya tersebut memang menempel di beton jalur evakuasi yang belum mengeras.

Ukuran jejak diduga macan tutul itu ada yang besar ada juga yang kecil. Diperkirakan satwa melintas ketika beton jalur evakuasi belum kering betul sehingga tapak kaki satwa tersebut terlihat dengan jelas.

Eko menceritakan pada 2018 silam dirinya dan warga bersama Resort Taman Nasional Gunung Merapi wilayah Cangkringan memang pernah melakukan pengecekan. Pengecekan dilakukan pasca erupsi freatik Gunung Merapi pada 2018 silam.

 

Simak Video Pilihan Berikut Ini:

Perlintasan Macan Tutul

Macan tutul nusakambangan. (Foto: Liputan6.com/BKSDA Jateng/Muhamad Ridlo)
Macan tutul nusakambangan. (Foto: Liputan6.com/BKSDA Jateng/Muhamad Ridlo)

"Kami juga menggali informasi dari beberapa warga yang melaksanakan aktivitas di sekitar sini [tempat ditemukannya jejak satwa]. Ada yang melihat. Katanya memang macan jenis tutul. Tapi, keberadaannya macan tutul tersebut sampai sekarang hanya dari keterangan warga, untuk visualnya sendiri belum ada sampai sekarang," terangnya.

Eko menegaskan jejak satwa diduga macan tutul yang terdapat di jalur evakuasi Suruh-Singlar itu tidak ada kaitannya dengan aktivitas Gunung Merapi yang saat ini berada dalam status siaga level tiga.

"Memang di sini perlintasan dari satwa itu. Bukan karena aktivitas Merapi naik terus hewan dari atas turun, itu tidak benar. Memang habitatnya dari dulu sekitar sini dan ini perlintasan mereka. Untuk warga pun tidak terganggu, satwa juga tidak terganggu. Sudah saling tahu kebutuhan masing-masing," jelas dia.

Berdasarkan perkiraan Koptu Eko berdasarkan jejak tersebut, jumlah satwa yang melintasi jalur evakuasi di jalur evakuasi Suruh- Singlar, Cangkringan, Sleman, pada Jumat sebanyak dua sampai tiga satwa.

"Yang dewasa itu ada satu karena jejaknya paling dominan, ada juga yang kecil. Di sela-sela antara jejak hewan yang besar dan kecil juga ada tapak kaki satwa yang masih remaja," terang Eko.

Sampai saat ini tidak ada warga Glagaharjo yang melaporkan soal hewan ternaknya menjadi korban dimakan satwa lain. "Setahu saya untuk sejenis macan tutul itu favoritnya landak dan musang, kalau di atas itu tupai," imbuhnya.

Dapatkan berita menarik Solopos.com lainnya, di sini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya