Evaluasi di Yogyakarta, Penambahan Sasaran MBG Tergantung Kesiapan Daerah

MBG di Yogyakarta yang terkesan terlambat, tercatat baru Sleman yang menggelar perdana pada 13 Januari. Hasbi menyatakan hal itu tergantung kesiapan daerah.

oleh Kukuh Setyono diperbarui 20 Jan 2025, 19:00 WIB
Diterbitkan 20 Jan 2025, 19:00 WIB
MBG di Sleman
Siswa SDN Sinduadi Timur, Mlati, Sleman, DIY saat menikmati MBG. Jumat (17/1/2025), sekolah ini ditinjau Kepala Komunikasi Kepresidenan, Hasan Hasbi. (Kukuh Setyono)... Selengkapnya

Liputan6.com, Yogyakarta - Kepala Komunikasi Kepresidenan (PCO) Hasan Nasbi menyatakan perluasan sasaran program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Daerah Istimewa Yogyakarta sepenuhnya tergantung kesiapan daerah. Kebijakan Kota Yogyakarta yang mewajibkan siswa membawa bekal sebagai ganti MBG dipersilahkan, negara berkewajiban memberikan pelayanan.

Evaluasi ini disampaikan Hasan usai meninjau pelaksanaan MBG di SDN Sinduadi Timur, Kecamatan Mlati, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta bersama Komandan Kodim 0732/Sleman, Letkol Inf Mohammad Zainollah, Jumat (17/1/2024). “Berapa kunjungan kita lakukan untuk melihat tempat-tempat pelaksanaan MBG. Di sini pelaksanaan MBG memasuki gelombang kedua yang dimulai 13 Januari. Gelombang pertama sudah dilaksanakan 6 Januari lalu,” ucapnya.

Dari peninjauan, Hasan menilai siswa sangat luar biasa dan terlihat antusias dengan melahap berbagai menu yang disajikan seperti ayam, tahu goreng tepung, sayur dan susu. Terlebih sayur yang disajikan habis, dinilai menjadi edukasi bagi anak-anak untuk terbiasa makan sehat.

Menurutnya, pelaksanaan MBG gelombang kedua di Sleman ini sudah berjalan sangat baik karena belajar dan memperbaiki apa-apa yang kurang di gelombang pertama. Mengenai pelaksanaan MBG di Yogyakarta yang terkesan terlambat, tercatat baru Sleman yang menggelar perdana pada 13 Januari. Hasbi menyatakan hal itu tergantung kesiapan daerah.

“Makanya saya bilang, setiap minggu, titik-titik dapur itu akan bertambah, mungkin gelombang kedua ada di Sleman, nanti gelombang ketiga ada dimana. Begitu ada titik yang siap dan diverifikasi sama Badan Gizi Nasional (BGN) begitu mereka siap, mereka jalan,” katanya.

Siswa Bawa Bekal Sendiri

Hasan Nasbi MBG
Kepala Komunikasi Kepresidenan (PCO) Hasan Hasbi bersama Komandan Kodim 0732/Sleman, Letkol Inf Mohammad Zainollah di SDN Sinduadi Timur usai meninjau MBG, Jumat (17/1/2025). (Kukuh Setyono)... Selengkapnya

Pemerintah mempersilahkan daerah mengambil kebijakan mewajibkan siswanya membawa bekal untuk makan siang di luar MBG. Namun yang pasti sudah menjadi kewajiban negara menyediakan makan bergizi gratis. “Kalau ada yang mau, daerah atau sekolah, menyediakan sendiri itu silahkan nggak boleh ada larangan. Ini kan hak masyarakat, tetapi bagi negara itu adalah kewajiban untuk memberikan pelayanan makan bergizi gratis,” paparnya.

Kebijakan Kota Yogyakarta yang meminta siswanya membawa bekal sendiri untuk dimakan, Hasan menegaskan dirinya tidak menyampaikan hal itu untuk dicontoh. Tapi kalau ada yang berinovasi seperti terserah masing-masing.

Berkaca pada kasus keracunan 40 siswa di Karanganyar usai menyantap menu MBG. Hasan menegaskan hal ini akan menjadi evaluasi untuk terus memperkuat SOP BGN dan sampel makanan tengah diperiksa Dinas Kesehatan setempat. "Kami berharap kejadian serupa tak terjadi lagi. BGN akan mengevaluasi agar tingkat kebersihan dan higienisasi lebih ditingkatkan. Yang penting anak-anak aman," tuturnya.

Program MBG di Sleman seminggu ini telah menyasar 15 sekolah yang tersebar di Kecamatan Mlati, Depok dan Condong Catur dengan sasaran 2.998 siswa. Komandan Kodim 0732/Sleman, Letkol Inf Mohammad Zainollah menyatakan penyediaan makan MBG dikerjakan di dapur sehat yang dikelola BGN yang berada di Kentungan, Sinduadi. “Kami berada di posisi membantu segala kebutuhan dapur umum serta berkoordinasi dengan Pemkab Sleman dan Badan Pengawas Obat dan Makanan,” pungkasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya