Liputan6.com, Kudus - Banjir yang menggenangi area persawahan di dua desa di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, memaksa pemda setempat mengerahkan 8 mesin pompa penyedot air.
Lokasi pertama yang menjadi perhatian karena areal lahan sawahnya yang cukup luas, yakni di Desa Kirig, Kecamatan Mejobo, Kabupaten Kudus, mencapai 45 hektare. Airnya dibuang ke aliran Sungai Pendo yang menuju Sungai Jeratun Seluna.
"Desa Kirig memang menjadi prioritas karena luasan areal sawahanya cukup luas, sehingga pemerintah harus hadir untuk membantu petani," kata Pelaksana tugas Bupati Kudus, Hartopo yang didampingi Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kudus Catur Sulistyanto.
Advertisement
Selain di Desa Kirig, kata Hartopo, penyediaan mesin pompa penyedot air juga di Desa Setrokalangan, Kecamatan Kaliwungu, juga disediakan dua unit mesin, sedangkan luas areal persawahan yang tergenang di Desa Setrokalangan mencapai 20-an hektare.
Baca Juga
Adanya upaya penyedotan genangan banjir tersebut, diharapkan bisa membantu pemulihan perekonomian para petani di Kabupaten Kudus yang terdampak banjir.
Ia optimistis dengan mesin pompa yang ada, bisa mempercepat surutnya banjir yang menggenangi areal persawahan, terutama di Desa Kirig dan Setrokalangan yang sudah lebih dahulu ditangani. Sementara desa lainnya menyusul menunggu giliran.
Camat Mejobo Aan Fitriyanto menjelaskan bahwa luas areal tanaman padi di Kecamatan Mejobo mencapai 902 hektare, sedangkan luas genangan di areal 470 hektare. Genangan banjir paling parah, yakni di Desa Kirig, disusul Payaman, Temulus dan Mejobo dengan luas areal lahan bervariasi.
"Jika pompanisasi untuk menyedot air banjir di Desa Kirig hasilnya efektif, tentunya bisa dilanjutkan ke desa lainnya," ujarnya.
Sutrisno, salah seorang petani asal Desa Kirig, mengaku berterima kasih karena dibantu pompanisasi. Jika tidak ada bantuan tersebut, dipastikan genangan banjir baru bisa surut hingga beberapa bulan lagi karena daerahnya memang cekungan.
Dengan bantuan enam unit pompa mesin penyedot genangan yang dimulai Senin (22/2/2021) ini, dia optimistis dalam waktu dua tiga hari genangan banjir Kudus bisa surut sehingga April 2021 bisa mulai tanam kembali.
"Saya memang belum tanam, karena sejak Desember 2020 sawah saya seluas satu hektare sudah tergenang banjir," ujarnya.
Jika tidak ada penyedotan air genangan, dia memprediksi baru bisa tanam pada bulan Agustus 2021 karena pengalaman sebelumnya memang lama surutnya.
**Ingat #PesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.