Liputan6.com, Padang - Kebakaran lahan yang terjadi di sejumlah daerah di Sumatera Barat beberapa waktu terakhir, menyebabkan menurunnya kualitas udara di provinsi ini.
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pemantau Atmosfer Global Koto Tabang, Wan Dayantolis mengatakan dari data PM10 saat ini udara Sumbar berkisar 20-30 μg/m3.
"Beberapa hari lalu sempat mencapai 30-40 μg/m3," katanya, Kamis (25/2/2021).
Advertisement
Ia menyebut jika PM10 dalam 24 jam berkisar di bawah 50 μg/m3, artinya kualitas udara masih baik, tetapi saat ini terjadi penurunan akibat kebakaran lahan.
Meski Sumbar sempat diguyur hujan dua hari terakhir, tetapi hujan yang turun tidak merata dan arah angin berembus barat laut sehingga tidak melewati titik panas.
"Penurunan kualitas udara ini tidak signifikan dan belum memengaruhi jarak pandang," jelasnya Dayantolis.
Baca Juga
Pihaknya memperkirakan peluang turunnya hujan masih ada di Sumbar meski tidak dengan intensitas tinggi, namun setidaknya mampu membersihkan udara.
Selain itu, ia mengingatkan pemangku kepentingan dan masyarakat agar mewaspadai potensi kebakaran lahan maupun hutan yang lebih luas.
Dayantolis juga mengimbau masyarakat jangan membuka lahan dengan cara membakar karena berpotensi memperluas lahan yang terbakar sehingga sulit dikendalikan, serta tak membuang putung rokok sembarangan.
Sebelumnya, dari data BPBD Sumbar, kebakaran lahan terjadi di 4 daerah yakni Kabupaten Agam, Limapuluh Kota, Pesisir Selatan, dan Pasaman Barat.
Setidaknya total luas lahan yang terbakar yakni 30 hektare, dan yang terluas di Kabupaten Agam mencapai 25 hektare.