KILAS NUSANTARA: Akses Jalan Ditembok, 4 Keluarga Terpaksa Lewat Got untuk Keluar Masuk Rumah

Berikut berita-berita dari berbagai daerah di Indonesia yang dirangkum Liputan6.com dalam Kilas Nusantara.

oleh Ahmad Apriyono diperbarui 12 Mar 2021, 00:00 WIB
Diterbitkan 12 Mar 2021, 00:00 WIB
Akses Jalan Ditutup
Bangunan permanen yang dibuat satu keluarga di Desa Widodaren, Petarukan, Pemalang, Jawa Tengah, membuat 4 tetangganya kehilangan akses jalan keluar masuk rumah. (Liputan6.com/ Ist)

Liputan6.com, Jakarta - Bangunan permanen yang dibuat satu keluarga di Desa Widodaren, Petarukan, Pemalang, Jawa Tengah, membuat 4 tetangganya kehilangan akses jalan keluar masuk rumah. Upaya perdamaian untuk mencari solusi pun menemukan jalan buntu.

Anak pemilik tanah, Andrianto Susatyo (37) mengatakan, pihak keluarga tetap "keukeh" tidak akan menjual tanah yang kini sudah dibangun tembok rumah itu. Pasalnya, tanah tersebut merupakan tanah waris milik adik bungsu. Dirinya membantah pembanguan di tanah milik keluarganya yang membuat 4 tetangganya tidak punya akses jalan keluar masuk rumah itu, disebabkan karena keluarganya kalah dalam kontestasi Pilkades.

Kepala Desa Widodaren, Nasikin, mengatakanpihaknya sudah mengundang kedua belah pihak yang bersengketa dua kali, tetapi pemilik tanah tidak hadir karena sakit.

 

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Simak juga video pilihan berikut ini:


Klaster Covid-19 Senam Aerobik di Tasikmalaya

Melihat Posko COVID-19 Dinas Kesehatan DKI Jakarta
Petugas melewati layar pemantau yang menunjukan penyebaran virus corona (COVID-19) di Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Senin (9/3/2020). Dari 3.580 orang yang menghubungi Posko COVID-19 DKI Jakarta, ada 64 kasus kategori Orang Dalam Pantauan dan 56 Pasien Dalam Pengawasan. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Di tengah upaya pemerintah menekan laju pertumbuhan virus Corona melalui vaksin Covid-19, di Tasikmalaya Kecamatan Puspahiang, muncul klister penyebaran Covid-19. Yang membuat miris, klister ini muncul dari komunitas senam aerobik. Setidaknya ada 45 orang warga kecamatan setempat yang dinyatakan positif Covid-19 dari klister tersebut, sebagian besar adalah wanita.

Kabid Penanganan dan Pengendalian Penyakit (P2P), Dinas Kesehatan dan Pengendalian Penduduk (DKPP) Kabupaten Tasikmalaya, Atang Sumardi, mangatakan kemunculan klaster ini awalnya bermula dari 24 orang anggota senam yang dinyatakan positif Covid-19 dari hasil swab test dan menyebar ke kontak erat lainnya, hingga jumlahnya mencapai 45 orang.

 


Kecelaaan Maut Bus Pariwisata di Sumedang

Proses Evakuasi Korban Kecelakaan Bus Sumedang
Tim penyelamat mengevakuasi korban kecelakaan bus yang jatuh ke jurang di Kecamatan Wado, di Sumedang, Jawa Barat (10/3/2021). Kepala Kantor SAR Bandung Deden Ridwansyah mengatakan, tim gabungan mengevakuasi korban ke-27 pagi tadi. (AFP/Bagus Ahmad)

Kecelakaan menimpa bus pariwisata di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Rabu malam (10/3/2021). Akibat kecelakaan tersebut laporan terakhir mengatakan 28 orang meninggal dunia.

Danpos Koramil Wado Pelda Nandang mengatakan, para korban yang tewas di TKP sudah dievakuasi ke berbagai tempat, salah satunya ke Puskesmas Kecamatan Wado.

Nandang menuturkan, bus pariwisata membawa rombongan peziarah dan tur SMP IT Al Muawwanah Cisalak, Subang. Peristiwa kecelakaan terjadi sekitar pukul 18.30 WIB di Jalan Wado Malangbong.

Adapun kendaraan yang terlibat kecelakaan merupakan bus pariwisata Sri Padma bernomor polisi T 7591 TB. Bus tersebut mengangkut 66 orang, terdiri atas siswa SMP Cisalak Subang. Dugaan sementara, penyebab kecelakaan karena sopir tidak menguasai medan jalanan. 

 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya