Liputan6.com, Singkawang - Percepatan pengembangan tingkat kegemaran membaca dan indeks literasi masyarakat Indonesia terus dilakukan Perpustakaan Nasional RI (Perpusnas). Sinergi dan kolaborasi dengan kementerian terkait, pemerintah daerah, dan berbagai pihak merupakan kata kunci guna meraih tujuan tersebut.
Salah satu sinergi yang dilakukan adalah dengan menggandeng Kementerian Desa, PDT, dan Transmigrasi melalui Permendesa PDT & T Nomor 13 Tahun 2020 tentang Prioritas Penggunaan Dana Desa.
"Regulasi ini menjadi pedoman bagi kepala desa di dalam menentukan program pengembangan perpustakaan, pendirian perpustakaan, dan pengelolaan perpustakaan dengan didanai oleh dana desa," kata Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan Perpusnas, Deni Kurniadi di acara Peningkatan Indeks Literasi Masyarakat (PILM) di Singkawang, Kalimantan Barat, Senin (5/4/2021).
Advertisement
Yang tidak kalah penting adalah berkolaborasi dengan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) melalui Permendagri Nomor 64 tahun 2020 tentang penyusunan pedoman APBD 2021 untuk pengembangan perpustakaan, pembudayaan kegemaran membaca, serta pelestarian dan pengembangan warisan dokumenter bangsa.
Deni menjelaskan, sejak 2019 aspek pemerataan kualitas layanan perpustakaan melalui pemberian bantuan dana alokasi khusus (DAK) fisik perpustakaan, untuk pemerintah provinsi dan kabupaten/kota berupa pembangunan gedung, perluasan, renovasi gedung, perabot, TIK, dan koleksi.
Hingga 2021, ada dua kabupaten di Kalbar, yakni Kabupaten Sanggau dan Sambas yang menerima bantuan pembangunan gedung.
"Kami terus menunggu usulan dari teman-teman baik di Kalbar maupun di seluruh Indonesia untuk mengusulkan pembangunan fisik perpustakaan,” jelasnya.
Perpusnas juga mendukung pengembangan perpustakaan di Singkawang. Hal ini diwujudkan melalui jalinan nota kesepahaman antara Perpusnas dengan Pemerintah Kota Singkawang, STIH Singkawang, dan STKIP Singkawang.
Simak juga video pilihan berikut ini:
Kehidupan Literasi di Kalimantan Barat
Gubernur Kalbar Sutarmidji menyatakan, literasi berperan penting dalam indeks pembangunan manusia (IPM). Salah satu indikatornya adalah pendidikan, baik formal maupun nonformal, yang identik dengan literasi. Dia menegaskan, orang yang menguasai literasi bisa menguasai berbagai ilmu dengan cepat dan bisa meningkatkan pemahaman tentang keilmuan.
Untuk meningkatkan kegemaran membaca masyarakat di Kalbar, khususnya kaum muda, dia mendorong perpustakaan daerah agar membeli koleksi buku best seller dengan kertas yang deluxe. "Kalau buku-buku yang dibeli itu kertasnya kertas koran, ya tak menarik untuk dibaca. Kalau di kantor-kantor beli buku itu, cetakannya yang putih sehingga dia tahan lama," ungkapnya.
Sementara itu Wali Kota Singkawang Tjhai Chui Mie mengatakan, peningkatan minat baca mesti diawali dari Dinas Pendidikan. Dia berharap dewan guru mewajibkan siswa sekolah dasar untuk membaca. Jika dilaksanakan sejak kelas 1 SD, dia menambahkan, siswa akan mengingat pada jenjang pendidikan selanjutnya.
"Kita harapkan kepada para dewan guru mengharuskan anak membaca dan apalagi anak kelas 1, 2, 3, itu disiplin membaca. Dan kemudian kita boleh besok memberi PR untuk mereka membaca, kemudian kita tanyakan kembali,” ujarnya.
Pada awal Februari, Perpusnas memberikan bantuan satu unit mobil perpustakaan keliling untuk Kota Singkawang. Selain itu, Perpusnas juga memberikan pojok baca digital (Pocadi). Tjhai Chui Mie berharap bantuan ini dibarengi dengan tingkat minat baca. Apalagi saat ini sudah ada program Gerobak Pintar dan perpustakaan digital, iSingkawang Hebat di kota tersebut.
Anggota Komisi X DPR RI Adrianus Asia Sidot yang ikut dalam diskusi juga mengatakan, motivasi menumbuhkan minat baca juga menjadi penting selain tersedianya sarana dan prasarana membaca. Dirinya mengkritisi anggaran Perpusnas yang terlalu kecil namun dengan cita-cita yang sangat besar, yaitu mengembangkan budaya literasi di masyarakat.
Seemntara itu, pegiat literasi Aria Djalil berharap, mahasiswa juga mau terlibat dalam upaya peningkatan kegemaran membaca di masyarakat. Perguruan tinggi diminta agar mengerahkan mahasiswa menjadi fasilitator baca.
"Mereka nanti piket di kelas, di jalan, di bandara, di mal, di tempat-tempat umum. Mereka berkunjung ke sekolah membacakan kepada adik-adiknya tentang buku, mereka datang ke rumah tangga untuk membantu membaca sambil ibu-ibunya belanja karena anaknya bisa diajak membaca," katanya.
Advertisement