Laporkan Perburuan Burung Angin atau Burung Laut ke Kontak Ini

Teluk Jakarta merupakan salah satu lokasi mencari makan dan beristirahat bagi burung angin atau burung laut.

oleh Liputan6dotcom diperbarui 14 Apr 2021, 01:30 WIB
Diterbitkan 14 Apr 2021, 01:30 WIB
Burung Angin atau Burung Laut (Foto: Burung Laut Indonesia)
Burung Angin atau Burung Laut (Foto: Burung Laut Indonesia)

Liputan6.com, Jakarta - Wilayah Indonesia terdiri dari 74 persen lautan sehingga menjadikannya sebagai salah satu negara yang paling penting bagi burung laut untuk bermigrasi di Asia Tenggara dan Asia-Timur Australia. Saat ini diketahui ada 65 jenis burung laut yang menggunakan perairan Indonesia untuk mencari makan dan beristirahat.

Beberapa di antaranya dilindungi oleh aturan perlindungan internasional dan nasional seiring karena ancaman yang dihadapi oleh burung-burung laut yang membuat populasinya menurun.

Teluk Jakarta merupakan salah satu lokasi mencari makan dan beristirahat bagi burung laut, salah satunya adalah jenis Cikalang christmas (Fregata andrewsi). Warga setempat biasa menyebutnya burung angin.

Jenis ini termasuk ke dalam 20 jenis burung laut yang dilindungi oleh pemerintah Indonesia, sedangkan dalam IUCN Red List of Threatened Species, jenis tersebut masuk kategori kritis yang merupakan kategori keterancaman tertinggi.

Pengendali Ekosistem Hutan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jakarta Rizki Prima menuturkan bahwa Suaka Margasatwa Pulau Rambut yang berada di Teluk Jakarta menjadi salah satu habitat bagi burung angin.

“Burung angin di Teluk Jakarta hanya menetap sementara dan tidur di pohon-pohon yang ada di Suaka Margasatwa Pulau Rambut. Jenis ini ada di Teluk Jakarta hingga Muara Angke untuk mencari makan,” jelas Rizki.

Sayangnya, burung yang memiliki warna bulu hitam, dengan corak putih pada bagian bawah tubuh dan paruh seperti kait memiliki ancaman. Peneliti Burung Laut Indonesia Boas Emmanuel mengungkapkan bahwa hasil penelitian yang dilakukan sejak 2010 mencatat bahwa ancaman tersebut diantaranya tidak sengaja tersangkut di alat tangkap nelayan, diracun, atau diburu.

“Burung angin mengambil ikan di atas permukaan air dan tidak sengaja memakan umpan ikan di kail atau saat nelayan menarik jaring atau jala tidak sengaja tersangkut di alat tangkapnya,” jelas Boas.

Dia mengatakan bahwa usaha dalam penyadartahuan telah dilakukan oleh timnya untuk mengurangi kejadian ini berulang. Hingga saat ini kegiatan tersebut terus dilakukan untuk meminimalkan ancaman kematian burung angin.

Sebagai bentuk penyadartahuan tentang burung angin dan burung laut lainnya, Burung Laut Indonesia bekerjasama dengan BKSDA Jakarta mengadakan diskusi pada Sabtu (10/04/2021).

Diskusi yang bertajuk “Kolaborasi Bersama dalam Melindungi Burung Laut di Teluk Jakarta” melibatkan kelompok nelayan Teluk Jakarta yang tinggal di Pulau Untung Jawa, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta dan Tanjung Pasir, Kabupaten Tangerang, Banten. Nelayan dipilih sebagai peserta karena merupakan salah satu aktor yang kerap berada di sekitar area burung angin mencari makan.

 

Saksikan Video Ini

Lapor ke Sini

Kampanye Penyelamatan Burung Laut (Foto: Burung Laut Indonesia)
Kampanye Penyelamatan Burung Laut (Foto: Burung Laut Indonesia)

Warga Untung Jawa Sophian mengatakan bahwa saat musim ikan tenggiri dan nelayan menyebar umpan ikan, burung angin kerap tidak sengaja memakan umpan tersebut.

“Burung angin sering mengambil umpan ikan karena ikan tenggiri adalah ikan yang sering berada di permukaan. Saat itulah burung angin sering mengambil umpan ikan. Bila sudah terjerat biasanya dilepas burungnya (oleh nelayan-red),” jelas Sophian.

Sophian dan nelayan lainnya merasakan bahwa keberadaan burung angin di Teluk Jakarta membantu para nelayan. Burung angin yang terbang berkelompok menjadi penanda lokasi yang banyak ikannya. Selain itu jika burung angin terbang berkelompok, ada pertanda akan terjadi cuaca buruk.

Lain halnya dengan Muchlis dari Kelompok Usaha Bersama (KUB) Nelayan Mutiara, Pulau Untung Jawa. Ia kerap melihat burung angin bertengger di alat tangkap sero. Di situ para burung mengambil ikan hasil tangkapan alat sero. Oleh sebab itu, ia sering melihat nelayan sering mengusir burung tersebut dengan suara.

“Kami tidak bermaksud memburu atau membunuh, kami hanya mengusir saja. Mungkin kami dan warga masih belum mengerti tentang jenis ini. Dan saya senang dalam sosialisasi ini, kami banyak mendapatkan informasi mengenai bagaimana melindungi jenis burung angin,” terang Muchlis.

Kegiatan diskusi ini menghasilkan kesepakatan yaitu nelayan akan memberikan informasi mengenai burung angin saat kegiatan mencari ikan di laut. Sementara Burung Laut Indonesia berperan dalam membagikan informasi dalam bentuk poster kepada para nelayan mengenai perlindungan burung laut di Teluk Jakarta.

BKSDA Jakarta mendukung upaya ini. Jika warga menemukan adanya perburuan pada burung laut bisa lapor ke call center : 021-3908771, 021-3148142, atau 081289643727.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya