Liputan6.com, Banyumas - Klaster Covid-19 di perkampungan kembali muncul di Banyumas, Jawa Tengah. Kini, klaster permukiman yang lantaran kebanyakan pasiennya jemaah musala lantas disebut klaster musala atau klaster tarawih itu terdeteksi di Karangcegak, Kecamatan Sumbang, Kabupaten Banyuumas.
Klaster tarawih tersebut muncul usai dilakukan tes swab terhadap salah satu warga yang juga jemaah musala. Ternyata, yang bersangkutan positif.
Tracing kemudian dilakukan terhadap jemaah musala dan kontak erat lainnya pada akhir April dan awal Mei ini. Pada 4 Mei hasil swab keluar dan 33 orang positif. Selanjutnya, 33 orang yang positif tersebut dievakuasi ke fasilitas karantina di Baturraden.
Advertisement
Baca Juga
"Informasinya sudah dikarantina di Baturraden. Jadi cepat tertangani," kata Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Banyumas, Nur Akhsin Aedy.
Klaster musala ini adalah klaster ketiga yang telah terdeteksi di Banyumas. Sebelumnya, klaster serupa juga muncul di Pekaja, Kecamatan Kalibagor, dan Tanggeran, Somagede.
Lantaran sebagian pasiennya adalah jemaah musala atau masjid, dua klaster ini disebut sebagai klaster musala atau klaster tarawih. Belakangan, klaster tarawih lebih populer.
Soal penyebutan klaster musala atau klaster tarawih ini, Akhsin bilang sebenarnya tak tepat. Sebab, tak semuanya jemaah musala atau tarawih. Hanya saja, sebagian yang positif adalah jemaah musala dan masjid.
"Kalau keterangannya Pak Sadiyanto, Kepala Dinkes, klaster tarawih atau musala itu sebenarnya tidak ada. Karena hanya sebagian saja dari seluruh pasien. Bahkan ada yang bukan jemaah tapi juga kena," ucap Akhsin.
**Ingat #PesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Simak Video Pilihan Berikut Ini:
Prokes Ketat di Rumah Ibadah
Untuk membendung penularan Covid-19 di perkampungan atau rumah ibadah itu, Kantor Kemanag bakal memperketat protokol kesehatan di rumah ibadah.
Dia mengklaim, sebelum munculnya klaster tempat ibadah seperti musala dan masjid, Kemenag tak henti melakukan sosialisasi pentingnya isolasi bagi pelaku perjalanan, protokol kesehatan di tempat ibadah. Kini, setelah munculnya klaster ini, sosialisasi akan ditingkatkan dan disertai dengan tindakan.
“Jadi memang, sebelum kejadian di beberapa musala, seperti di Pekaja, Tanggeran, Kecamatan Somagede, terus juga (Karangcegak) Kecamatan Sumbang, itu sebenarnya, kami Kemenag dan pemerintah daerah sudah melakukan antisipasi jika hal seperti itu terjadi,” ujarnya, Rabu (5/5/2021.
Nur Akhsin Aedy Fananie mengemukakan, sebelum kemunculan klaster musala di Karangcegak, Kecamatan Sumbang, puluhan orang terkonfirmasi positif Covid-19 di Pekaja Kecamatan Kalibagor, dan Kecamatan Somagede dengan jumlah total terkonfirmasi mencapai 51 orang dan masih mungkin bertambah seturut tracing dan testing yang dilakukan Satgas Covid-19.
Di tempat tersebut, sementara waktu warga menjalani isolasi mandiri di rumah masing-masing. Sedangkan rumah ibadah sementara waktu dikosongkan tanpa kegiatan.
“Sehingga kami preventif lah. Satu kami selalu koordinasi dengan pemerintah daerah. Yang kedua, kami kan juga punya penyuluh, PNS non-PNS yang tersebar di seluruh kecamatan,” dia menegaskan.
Advertisement