Ketika Pakar dari Berbagai Negara Urun Rembuk Tingkatkan Layanan Kesehatan Dunia

Para pakar di dunia tengah membahas soal layanan kesehatan primer yang ada di seluruh negara. Hal ini untuk peningkatan layanan kesehatan dunia.

oleh Yanuar H diperbarui 20 Jul 2021, 23:00 WIB
Diterbitkan 20 Jul 2021, 23:00 WIB
FOTO: Pesan Nakes dalam Peringatan 1 Tahun RSDC Wisma Atlet
Sejumlah tenaga kesehatan menuliskan ucapan setahun RSDC Wisma Atlet saat acara bermain angklung di RSDC Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta, Selasa (23/3/2021). Acara tersebut dilakukan dalam rangka satu tahun beroperasinya RSDC Wisma Atlet Kemayoran. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Yogyakarta - Layanan kesehatan primer sebagai garda depan perlu adanya kolaborasi interprofesional dari pendidikan kedokteran dan profesi kesehatan. Dekan FKKMK UGM, Ova Emilia menyatakan penguatan kapasitas sumber daya kesehatan (SDM) menjadi salah satu poin penting untuk menunjang peningkatan kualitas layanan kesehatan primer.

Ova menjelaskan proses pendidikan kedokteran dan profesi kesehatan berkualitas didukung pendidikan lintas profesi diharapkan mampu meningkatkan mutu layanan kesehatan.

"Di sinilah peran institusi pendidikan sangat besar menyiapkan calon-calon lulusannya agar mau bekerja di lapangan. Tidak hanya mencetak lulusan kompeten, tetapi juga berjiwa kemanusiaan menangani persoalan kesehatan di level hulu/masyarakat," paparnya, Senin (19/7/2021).

 

Peningkatan kolaborasi interprofesional dan pendidikan untuk penguatan pelayanan kesehatan primer ini nantinya akan didiskusikan bersama oleh para pakar dari berbagai negara di dunia dalam konferensi internasional "The Network: Toward Unity for Health (TUFH) 2021", yang akan digelar tanggal 20-23 Juli 2021 secara daring.

Tahun ini FKKMK UGM dipercaya kembali menjadi tuan rumah konferensi TUFH, setelah sebelumnya menjadi tuan rumah pada tahun 1990-an.

"Melalui konferensi ini harapannya bisa meningkatkan kapasitas SDM yang berdampak pada peningkatan kualitas pelayanan kesehatan dan mampu mewujudkan kesehatan bagi semua," katanya dalam konferensi pers secara daring.

Executive Director of TUFH, Nicholas Torres menyampaikan bahwa hingga saat ini belum ada negara dunia yang sukses dalam kolaborasi interprofesional. Namun begitu, upaya peningkatan kolaborasi interprofesional perlu terus dilakukan untuk mewujudkan pelayanan kesehatan masyarakat yang lebih baik.

"Ketercapaian kolaborasi interprofesional di berbagai wilayah memang belum ada yang 100 persen sukses karenanya kolaborasi antarprofesional tenaga kesehatan perlu lebih ditingkatkan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan," katanya.

Oleh karena itu, ia berharap lewat konferensi internasional nantinya bisa dibahas bersama upaya-upaya meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan. Selain itu, bisa juga menjadi ajang berbagi hasil penelitian terkait pendidikan interprofesional, pendidikan berbasis komunitas, akuntabilitas sosial, pelayanan kesehatan primer, serta berbagai inovasi pendidikan.

Ketua Panitia TUFH 2021, Gandes Retno Rahayu, menjelaskan konferensi internasional TUFH 2021 nantinya akan diikuti sekitar 300-an peserta dari berbagai negara di dunia. Menghadirkan empat narasumber yaitu Ova Emilia, Yassein El Hussein, Donal Li, serta Janet Grant.

Simak video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya