PDUI Dorong Ketersediaan APD untuk Nakes di Layanan Kesehatan Primer

PDUI juga sempat mengungkapkan surat terbukanya pada Presiden Jokowi yang viral beberapa waktu lalu

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 13 Apr 2020, 15:00 WIB
Diterbitkan 13 Apr 2020, 15:00 WIB
Intip Pembuatan APD Tenaga Medis di Jakarta
Pekerja memakai pakaian untuk Alat Pelindung Diri (APD) tenaga medis di kawasan Penggilingan, Jakarta, Kamis (26/3/2020). Akibat melonjaknya jumlah kasus penyebaran Covid-19 di beberapa wilayah di Indonesia menyebabkan terbatasnya ketersediaan APD di pasaran. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta Perhimpunan Dokter Umum Indonesia (PDUI) meminta agar adanya ketersediaan Alat Pelindung Diri (APD) di fasilitas kesehatan tingkat primer seperti puskesmas.

Pernyataan ini disampaikan oleh Ketua Umum PP PDUI Dokter Abraham Andi Padlan Patarai dalam konferensi persnya di Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta pada Minggu kemarin, ditulis Senin (13/4/2020).

Dalam kesempatan tersebut Abraham juga mengakui bahwa benar bahwa surat terbuka PDUI untuk Presiden Jokowi yang viral beberapa saat lalu memang berasal dari mereka.

Dia juga mengungkapkan telah bertemu dengan Kepala BNPB sekaligus Ketua Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Doni Monardo untuk membicarakan soal ketersediaan APD tersebut.

"Kami berharap setelah pertemuan kami ini dengan jenderal Doni, pesan kami ke depannya ini bisa berkesinambungan karena menyangkut alat pelindung diri ini sangat penting buat memproteksi teman-teman sejawat dokter, khususnya yang bekerja di tingkat pelayanan primer, yang bekerja di puskesmas, yang bekerja di klinik dan praktik mandiri," kata Abraham dalam konferensi persnya.

Saksikan juga Video Menarik Berikut Ini


Sepakat Ada Harga Eceran APD Tertinggi

Masker
Sebagai bentuk respons cepat, ada 10.000 masker N95 dari BNPB dikirim hari ini Rabu, 29 Januari 2020 untuk WNI di Wuhan dan sekitarnya. (Dok Badan Nasional Penanggulangan Bencana/BNPB)

Abraham mengungkapkan bahwa dalam pertemuan tersebut, mereka sepakat akan adanya harga eceran tertinggi untuk APD, khususnya masker.

"Karena masker ini tiada tapi ada. Kalau kita mau beli harga mahal ada, kalau kita mau beli harga standar tidak ada. Oleh karena itu, patut diduga atau ditengarai ada yang sengaja memainkan jalur-jalur perdagangan APD ini," ujarnya.

Hal ini juga demi membantu para dokter yang berpraktik secara mandiri bisa membeli APD dengan harga yang tidak mahal. Maka dari itu, Abraham meminta agar tidak ada orang yang memanfaatkan kesempatan pandemi ini untuk mencari keuntungan pribadi.

Abraham juga berharap agar APD yang disediakan berkualitas dan benar-benar mampu melindungi para tenaga kesehatan. "Kalau kami dokter prinsipnya, tidak bisa pakai 'tak ada rotan akar pun jadi,' kalau kami 'tak ada rotan cari rotan sampai dapat.'"

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya