Liputan6.com, Gunungkidul - Jumlah warga Gunungkidul yang positif Covid-19 dan menjalani isolasi mandiri tergolong cukup besar. Pemerintah Kabupaten Gunungkidul mencatat setidaknya ada 2.500 orang lebih yang menjalani isolasi mandiri. Namun, jumlah selter di wilayah kabupaten Gunungkidul masih minim.
Kepala Dinas Sosial Kabupaten Gunungkidul, Siwi Iriyanti menuturkan sebenarnya di setiap Kantor Kelurahan ataupun kantor Kapanewon pasti ada selter yang telah dibangun oleh pemerintah setempat. Namun, ternyata tidak memenuhi syarat untuk digunakan merawat pasien Covid-19.
Siwi mengatakan selter di kantor kalurahan dibangun seolah hanya sekadar memenuhi realisasi anggaran. Saat ini, anggaran daerah mengharuskan penyediaan selter di tingkat Kelurahan. Sehingga selter tersebut hanya dibangun sejak adanya instruksi bahkan sering memanfaatkan ruang kecil yang kemudian ditulis dengan keterangan Selter.
Advertisement
"Padahal persyaratan untuk selter kan harus ketat," paparnya, Minggu (1/8/2021).
Menurut Siwi, selter harus memenuhi standar kesehatan di antaranya tidak menjadi media penularan Covid-19. Di samping itu juga, selter tersebut harus memiliki kamar mandi yang memadai untuk pasien Covid-19.
Kamar mandi harus terpisah dengan kamar mandi orang lain yang tidak terpapar Covid-19. Selain itu, kamar mandi juga harus memenuhi standar kesehatan di mana alat-alat yang ada harus steril dan higienis sehingga mampu mendukung penyembuhan pasien Covid-19.
"Sebenarnya selter itu ada di tiap kantor Kelurahan tetapi hanya dibangun seadanya sehingga tidak layak untuk merawat pasien Covid-19," ujar dia.
Selter di tingkat kalurahan juga tidak layak dari sisi infrastruktur sarana dan prasarana. Kondisi ini diperparah lagi karena shelter di tingkat Kelurahan tersebut tidak memiliki sumber daya manusia yang mumpuni dan mencukupi untuk merawat pasien Covid-19 yang terus bertambah.
"Sampai saat ini belum ada selter di tingkat kelurahan yang dimanfaatkan,"terang dia.
Bupati Gunungkidul Sunaryanta mengungkapkan banyak warga yang positif Covid-19 enggan menjalani isolasi mandiri di selter. Mereka khawatir harus berpisah dengan keluarganya dan penyakitnya tidak kunjung sembuh. Karena memang rumah dirasa lebih nyaman sebagai tempat isolasi dibandingkan di selter.
"Padahal kalau di selter perkembangannya bisa terpantau,"ujar dia.
Gunungkidul setidaknya membutuhkan 150 tempat tidur selter terpadu penanganan Covid-19 bergejala ringan. Hal tersebut sesuai dengan keinginan BNPB yang mensyaratkan 4 persen dari total pasien Covid-19 isoman harus tinggal di selter.
Pihaknya masih terus mencari alternatif bangunan yang bisa digunakan untuk selter penanganan Covid-19. Karena selter yang sebenarnya sudah dibangun oleh pemerintah kelurahan ternyata tidak memadai untuk merawat pasien Covid-19.
"Kita sudah operasikan 2 selter yaitu Wanagama dan bekas SD petir Kapanewonan Rongkop," tambah dia.