Liputan6.com, Jakarta - Pemahaman dan pengamalan Al-Qur'an serta hadis seharusnya menjadi bagian dari kehidupan umat Islam. Namun, realitas di dunia saat ini justru menunjukkan bahwa prinsip-prinsip dalam ajaran Islam banyak diterapkan oleh kelompok lain.
Ustadz Adi Hidayat (UAH), pendiri Quantum Akhyar Institute, mengungkapkan fakta menarik bahwa ada kelompok di dunia yang secara sadar atau tidak, banyak menerapkan ajaran Islam dalam kehidupan mereka.
Advertisement
“Teman-teman, ini saya kasih bocoran sedikit ya. Ini rahasia. Di antara kita, yang paling banyak mempraktikkan isi Al-Qur'an dan hadis itu sekarang justru orang Yahudi,” ujar UAH dalam ceramahnya, yang dirangkum dari tayangan video di kanal YouTube @makayichannel.
Advertisement
UAH kemudian menjelaskan lebih lanjut bagaimana kaum Yahudi menerapkan prinsip-prinsip Islam dalam kehidupan mereka tanpa menyebutkan sumbernya dari Al-Qur’an atau hadis.
Salah satu contoh nyata yang diungkapkan adalah dalam pola asuh anak. Di Amerika, bayi yang baru lahir diwajibkan untuk diberikan ASI terlebih dahulu sebelum diberi makanan lain. Prinsip ini sejatinya ada dalam ajaran Islam.
“Di Amerika, begitu bayi dilahirkan, itu wajib harus diberikan ASI dulu. Dalilnya kita yang punya,” lanjutnya.
Baca Juga
Simak Video Pilihan Ini:
Cara Mendidik Anak Yahudi
Tidak hanya dalam pola asuh bayi, cara mendidik anak-anak di kalangan Yahudi juga banyak mengadopsi ajaran Islam. Mereka menjauhkan anak dari tontonan yang tidak berguna, menghindarkan dari hal-hal yang tidak kreatif, serta membiasakan stimulasi otak sejak dini.
“Anak kecil saja pendidikannya diambil dari hadis, tinggalkan hal-hal yang tidak berguna. Tontonan yang tidak bagus dijauhkan dari anak-anak. Hal-hal yang tidak kreatif juga dijauhkan, seperti gadget dan macam-macam itu,” kata UAH.
Dalam ajaran Islam, hadis Rasulullah memang telah memberikan panduan mendidik anak sejak dini. Salah satunya adalah sabda: "Di antara tanda baiknya Islam seseorang adalah meninggalkan perkara yang tidak bermanfaat baginya." (HR. Tirmidzi).
Kaum Yahudi sangat ketat dalam membatasi pengaruh luar terhadap anak-anak mereka. Sejak kecil, mereka dididik untuk fokus pada hal-hal yang bisa mengembangkan kreativitas dan intelektual mereka.
Sebaliknya, banyak umat Islam saat ini justru membiarkan anak-anak terpapar berbagai hal yang tidak bermanfaat, seperti penggunaan gadget berlebihan tanpa kontrol.
UAH kemudian mengungkapkan bahwa sistem pendidikan di kalangan Yahudi juga mengadopsi banyak ajaran Islam. Mereka menanamkan nilai kejujuran, kedisiplinan, serta kecintaan pada ilmu.
“Yang didekatkan ke anak-anak itu hal-hal yang bisa menstimulasi otaknya. Mereka diajarkan bagaimana berpikir logis, bagaimana memanfaatkan waktu, dan bagaimana menjadi produktif,” tambahnya.
Sistem pendidikan mereka dibuat sedemikian rupa agar anak-anak terbiasa berpikir mandiri, kreatif, dan inovatif. Hal ini serupa dengan konsep pendidikan dalam Islam yang menekankan pentingnya akal dan ilmu.
Advertisement
Islam Menekankan Pentingnya Ilmu
Dalam Al-Qur'an, banyak ayat yang mendorong manusia untuk berpikir dan mencari ilmu. Salah satunya adalah:
يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ
"Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman di antara kalian dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat." (QS. Al-Mujadilah: 11)
Hal ini menunjukkan bahwa Islam sangat menekankan pentingnya ilmu dan pendidikan dalam kehidupan umatnya.
UAH juga menyoroti bagaimana kaum Yahudi menerapkan pola hidup sehat sesuai dengan prinsip Islam. Mereka sangat menjaga pola makan, menghindari makanan yang berbahaya, dan memilih makanan yang bernutrisi tinggi.
“Mereka itu paling yakin dengan Al-Qur'an dan hadis. Paling yakin. Cuma mereka nggak pernah sebutkan kalau ini dari Al-Qur’an, ini dari hadis,” ungkapnya.
Meskipun tidak mengakui sumbernya, mereka sadar bahwa prinsip-prinsip yang mereka terapkan membawa manfaat besar dalam kehidupan mereka.
Sebagai umat Islam, seharusnya ajaran Islam tidak hanya dijadikan teori, tetapi juga diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
“Kalau kita benar-benar mengamalkan Islam secara kaffah, kita akan menjadi umat yang kuat dan unggul,” tegas UAH.
Sayangnya, banyak umat Islam yang justru meninggalkan ajaran Al-Qur'an dan hadis, sementara kelompok lain memanfaatkannya untuk membangun peradaban mereka.
UAH mengajak umat Islam untuk kembali kepada ajaran Islam yang sebenarnya, mengamalkan prinsip-prinsip yang telah diajarkan Rasulullah, dan menjadikannya sebagai pedoman hidup.
Penerapan nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari akan membawa keberkahan dan kejayaan bagi umat Islam di dunia.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul