Liputan6.com, Denpasar - Perwakilan Kelompok Tani di Kabupaten Badung, Bali, Ida Bagus Gede Arsana mengaku merasakan manfaat Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier (RJIT) dari Kementerian Pertanian (Kementan). Pasalnya, dengan program tersebut, pasokan air bagi tanaman mereka terjamin.
"Sebelum tanam itu kan perlu air, itu pertama diperlukan, dengan adanya perbaikan saluran irigasi tersier, ini otomatis ketersediaan air untuk memperlancar setiap musim tanam jadi terjamin," katanya kepada Liputan6.com, Selasa (16/8/20210.
Ia menceritakan apabila saluran air tidak diperbaiki, lanjut Ida Bagus, akan terjadi kebocoran air, sehingga saluran tidak dapat mengaliri air ke sawah petani dan menjadi persoalan bagi para petani.
Advertisement
Baca Juga
"Kalau sekarang saluran tersiernya tidak diperbaiki dan bocor di sana sini, biasanya area satu tempat 50 hektare, sulit untuk menjamin air, kadang-kadang baru sampai 35 hektare sudah enggak ada air, karena kenapa? Bocor, jadi sangat berbeda sekali kalau saluran airnya di rehabilitasi oleh pemerintah, sangat membantu petani untuk mengatur jadwal tanam dan mengatur luas area," ujarnya.
Menurutnya, adanya program RJIT tersebut para petani dapat meningkatkan produktivitas tanamnya.
"Kalau saya kan di pertanian organik, kalau dipertanian organik saya yakin produktivitas meningkat, karena airnya sudah tersedia dengan sangat baik. Selama ini kan kesulitannya begitu, pas padi perlu air kadang-kadang enggak sampai. Kata petani apa, lebih banyak bocor di dalam perjalanannya," ucap dia.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Simak video pilihan berikut ini:
Kebutuhan Air dan Produktivitas Petani
Ida Bagus menyebut jika saluran air irigasi lancar para petani juga bisa mengatur rencana tanam tepat waktu dan langsung melanjutkan tanam atau mengganti tanam setelah panen.
"Iya, jadi kita bisa ngaturnya dengan tepat waktu. Jadi umur tanaman misalnya padi, 4,5 bulan bisa panen atau 120 hari panen, karena air ada tersedia, bisa ditanam padi lagi atau kita alihkan untuk pengairan lain. Jadi ganti menanam palawija. Jadi kita bisa ngatur, karena air ini kan sangat vital yang diperlukan petani," kata dia.
Sementara itu, upaya pemerintah sudah sangat mendukung para petani dari program RJIT. Namun, ia meminta pemerintah agar memperhatikan kualitas bahan pembuatan saluran tersebut.
"Bahan kualitas pembuatan saluran tersier itu harus yang wajar, artinya umur ekonomisnya dirasakan oleh petani dalam waktu yang panjang, kadang-kadang baru dipakai 3 tahun sampai 4 tahun sudah jebol retak, bolong di sana sini, nah itu yang merugikan petani, jadi untuk umur ekonomisnya kalau semakin panjang itu akan meringankan beban buat petani," tuturnya.
Sebelumnya, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan kebutuhan air sangat diperlukan, khususnya untuk mendukung budi daya pertanian.
Mentan Syahrul menekankan pentingnya manajemen air guna mendukung produktivitas petani.Dalam pertanian, pasokan air harus selalu tersedia. Bahkan, Kementan mendukung hal tersebut dengan kegiatan RJIT untuk memastikan pasokan air akan sampai ke lahan-lahan persawahan petani.
Advertisement