Naik Kelas, Untuk Pertama Kalinya Petai dan Jengkol Asal Sumut Diekspor ke Jepang

Untuk pertama kalinya komoditas petai dan jengkol asal Sumatera Utara (Sumut) diekspor ke Jepang. Ekspor 4 ton petai dan jengkol asal Sumut ke Jepang dilepas oleh Kementerian Pertanian melalui Karantina Pertanian Belawan.

oleh Reza Efendi diperbarui 29 Agu 2021, 22:59 WIB
Diterbitkan 29 Agu 2021, 22:59 WIB
Jengkol Sumut
Untuk pertama kalinya komoditas petai dan jengkol asal Sumatera Utara (Sumut) diekspor ke Jepang

Liputan6.com, Medan Untuk pertama kalinya komoditas petai dan jengkol asal Sumatera Utara (Sumut) diekspor ke Jepang. Ekspor 4 ton petai dan jengkol asal Sumut ke Jepang dilepas oleh Kementerian Pertanian melalui Karantina Pertanian Belawan.

Kepala Karantina Pertanian Belawan, Andi Yusmanto mengatakan, komoditas asal sub sektor hortikultura ini telah melalui proses serangkaian tindakan karantina, dan telah dipastikan memenuhi persyaratan teknis negara tujuan oleh pejabat karantina, dan diberangkatkan melalui Pelabuhan Belawan.

"Tidak hanya digemari di pasar dalam negeri, jengkol dan petai asal Sumut siap memasuki pasar Jepang untuk memenuhi permintaan," kata Andi di Berastagi, Sabtu, 28 Agustus 2021.

Disampaikan Andi, sejalan dengan program strategis Kementerian Pertanian yang digagas Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, berupa peningkatan ekspor pertanian dengan gerakan 3 kali lipat ekspor pertanian, atau Gratieks, pihaknya terus menggali komoditas potensi dan melakukan pendampingan teknis, agar dapat tembus persyaratan dan protokol ekspor negara tujuan.

"Komoditas yang diekspor perdana kali ini bernilai Rp 339 juta, dan telah mampu menembus persyaratan negara Jepang yang cukup ketat," ujarnya.

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Mengalami Peningkatan Nilai Ekspor

Ekspor Jengkol Sumut
Jengkol dan petai, komoditas asal sub sektor hortikultura ini telah melalui proses serangkaian tindakan karantina, dan telah dipastikan memenuhi persyaratan teknis negara tujuan

Disebutkannya, secara kinerja ekspor pertanian asal Sumut dari data sertifikasi kami pada Semester 1-2021 mengalami peningkatan nilai ekspor sebesar 43,3 persen dibandingkan periode sama tahun sebelumnya.

Tidak hanya itu, jumlah eksportir dan jumlah negara tujuan mengalami peningkatan. Hal ini tentunya dapat menambah semangat pelaku agribisnis, khusunya para petani, peternak, dan pekebun, di Sumut.

Dari IQFAST, data lalu lintas ekspor di Karantina Pertanian Belawan, pada saat yang bersamaan juga turut dilepas 22 ragam komoditas pertanian asal Sumut lainnya, yakni pinang biji, kopi biji, palm kernel oil, minyak sawit, santan kelapa, sayuran sawi, nipah, cabe jamu, manisan kelapa.

Kemudian damar batu, palm kernel sterain, hydrogenate palm kernel olein, kelapa parut, andaliman, kayu karet, buah durian, kulit buah manggis, sayuran kubis, bunga krisan, tepung tapioka, bungkil jagung, dan kayu olahan.

Seluruh komoditas ekspor yang diberangkatkan dari Pelabuhan Belawan menuju 18 negara tujuan ekspor, yakni Tiongkok, Iran, Thailand, Amerika Serikat, Vietnam, Senegal, Malaysia, Taiwan, Uni Emirat Arab, Brazil, India, Chili, Korea Selatan, Jerman, Jepang, dan Filipina.

Dorong Ekspor Komoditas Pertanian

Ekspor Jengkol Sumut
Jengkol dan petai asal Sumut diekspor ke Jepang dan diberangkatkan melalui Pelabuhan Belawan

Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan), Bambang, mengapresiasi munculnya ragam komoditas ekspor berupa jengkol dan petai asal Sumut. Ia berharap, petani dan pelaku usaha dapat meningkatkan produktivitas.

"Tentunya dengan tetap menjaga kemanan dan kualitas komoditas yang diekspor sesuai dengan persyaratan negara tujuan," papar Bambang.

Bambang menambahkan, selaku otoritas karantina, melalui tindakan karantina memastikan seluruh produk pertanian yang akan diekspor telah memenuhi persyaratan internasional tentang sanitari dan fitosanitari, sehingga memiliki daya saing di pasar global.

"Ekspor perdana petai dan jengkol ini juga dapat menjadi bukti sinergisitas para pelaku pembangunan pertanian di Sumut terjalin dengan baik," Bambang menandaskan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya