Jembatan Cidaon di Taman Nasional Ujung Kulon Ambruk

Jembatan Cidaon di dalam kawasan Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK) ambruk, dua wistawan jatuh ke laut.

oleh Yandhi Deslatama diperbarui 03 Sep 2021, 19:00 WIB
Diterbitkan 03 Sep 2021, 19:00 WIB
[Bintang] Banten
Pulau Peucang, Taman Nasional Ujung Kulon, Banten. (Instagram/moccatravel)

Liputan6.com, Serang - Jembatan Cidaon di dalam kawasan Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK) ambruk, dua wistawan jatuh ke laut. Beruntung keduanya bisa diselamatkan oleh pemandu wisata lokal yang mengantarkannya. Meski tak menekan korban jiwa, tetapi kedua wisatawan itu mengalami kerugian materi karena kamera dan handphone mereka rusak terendam air laut.

Peristiwa itu terjadi pada Sabtu, 21 Agustus 2021. Namun, videonya baru beredar di media sosial (medsos). Kepala Sub Bagian Tata Usaha (Kasubag TU) Balai Taman Nasional Ujung Kulon, Dudi Mulyadi, menceritakan jembatan tersebut dibangun tahun 2011, kemudian diperbaiki tahun 2017. Namun, pada 2018 kembali rusak karena diterjang Tsunami Selat Sunda.

"Tsunami menyebabkan kerusakan permukaan dermaga. Bahkan, pos petugas di Cidaon pun hancur, kayu yang terpasang terbuka. Dampak Covid menyebabkan sebagian besar anggaran kegiatan di-refocusing. Jadi pemeliharaan tidak direalisasikan," kata Dudi Mulyadi, di Kabupaten Pandeglang, Banten, Jumat (3/09/2021).

Dudi meminta pemandu wisata jangan dulu menggunakan jembatan atau dermaga Cidaon, agar tidak ada lagi yang mengalami kecelakaan saat berwisata, seperti tercebur ke pantai.

"Pemandu wisata diminta sementara tidak menggunakan dermaga dulu untuk mengantar pengunjung, atau menjadikan tambat kapal untuk menepi ke pinggir pantai. Sebaiknya gunakan perahu kecil atau sampan untuk mengantar wisatawan ke Cidaon," terangnya.

Simak video pilihan berikut ini:

Tak Ada Imbauan

Harimau Jawa
Hewan diduga harimau Jawa di padang penggembalaan Cidaon, Taman Nasional Ujung Kulon, Pandeglang, Banten. (Foto: Gabel, petugas Taman Nasional Ujung Kulon/Liputan6.com/Yandhi Deslatama)

Salah satu pemandu wisata lokal yang menjadi saksi jatuhnya wisatawan ke air laut, Deden Andriyana, menceritakan saat itu, Sabtu, 21 Agustus 2021, dia sedang mengantar 25 peserta open trip ke TNUK. Pemandu wisata dari Ujungkulon Adventure itu bercerita, jembatan Cidaon tiba-tiba ambruk saat dilintasi oleh wisatawan. Akibatnya, dua orang tercebur dan peralatan elektroniknya rusak.

"Pas mau ke Lapangan Banteng kan harus lewat dermaga itu, ya kejadian lah itu, ambrol aja pas dilewatin. Peserta 2 orang kecebur, luka sih enggak, cuma basah saja, kasihan. Hp sama kameranya rusak," kata Deden, Jumat (3/9/2021).

Menurut Deden, jembatan Cidaon menjadi akses yang paling memungkinkan dilalui wisatawan, meski tiang penyangga dan bantalan jembatan sudah banyak yang keropos.

Menurutnya, tidak pernah ada peringatan atau larangan untuk melalui Jembatan Cidaon ke wisatawan maupun pemandunya, hingga terjadilah ambrolnya jembatan tersebut.

"Memang sudah rusak, papan-papannya saja udah kebuka. Itu kalau jalan sendiri-sendiri sih bisa, kita biasa ingetin untuk hati-hati ke tamu. Bisa juga sebenarnya pakai sampan, tapi kan kita enggak tahu bakal kejadian kayak gitu. Soalnya dari pihak taman nasional juga enggak pernah ada bahasa melarang," ujarnya.

Padang gembala Cidaon sendiri tempat hewan mencari makan. Lokasinya pernah ramai diperbincangkan, usai beredarnya sebuah foto yang kala itu dianggap harimau Jawa, sedang memangsa banteng.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya