Nasib Apes Petani Bawang Merah Boyolali Tertipu Puluhan Juta di Garut

Tanpa rasa curiga, Agus pun mengiyakan ajakan permintaan pria tersebut dengan menggunakan dua kendaraan yang berbeda, dan meninggalkan barang kiriman 2 ton bawang merah di gudang itu, tanpa seorang saksi pun.

oleh Jayadi Supriadin diperbarui 05 Sep 2021, 11:00 WIB
Diterbitkan 05 Sep 2021, 11:00 WIB
Agus Setia, pedagang bawang merah asal Boyolali, Jateng, hanya bisa meratapi nasibnya, setelah tertipu di kawasan Malangbong, Garut, Jawa Barat.
Agus Setia, pedagang bawang merah asal Boyolali, Jateng, hanya bisa meratapi nasibnya, setelah tertipu di kawasan Malangbong, Garut, Jawa Barat. (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Liputan6.com, Garut - ‘Untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak’, demikian menggambarkan nasib apes yang menimpa Agus Setia Budianto (40), petani sekaligus pedagang bawang merah asal Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah yang tertipu hingga Rp36 juta di Garut, Jawa Barat.

Agus mengatakan, kesialan yang dialaminya berawal saat dirinya mendapatkan pesanan bawang merah dari seseorang yang mengaku warga Garut melalui laman Facebook.

“Setelah ada kesepakan, saya dengan diantar dua orang saudara akhirnya berangkat dari Boyolali menuju Garut,” ujarnya, beberapa waktu lalu.

Menggunakan truk barang, bawang merah sebanyak dua ton akhirnya dikirim pada Selasa malam hingga akhirnya tiba di Garut pada Rabu malam atau nyaris 24 jam perjalanan.

Kemudian, barang tersebut dipindah ke sebuah tempat yang diduga gudang di wilayah Malangbong untuk diturunkan. ”Awalnya pemesan meminta dikirim 5 ton bawang merah akan tetapi karena baru permulaan, hanya membawa 2 ton,” kata dia.

Saat diturunkan, korban mengaku telah bertemu dengan calon pembeli bawang merah bawaannya, hingga sesaat kemudian diturunkan oleh 10 orang yang telah menunggunya di gudang itu.

“Gudang itu berada di wilayah Kampung Cangkudu, Desa Cihaurkuning, Kecamatan Malangbong,” ujarnya.

Setelah bawang merah diturunkan, kemudian si pelaku mengajak korban ke wilayah Wado, kabupaten Sumedang untuk mengambil uang yang disebutnya tengah disiapkan di sana.

“Ia (pelaku) bilang orang yang akan membayarnya ada di kawasan Wado Sumedang sehingga ia mengajak saya ke Wado untuk menemuinya,” kata dia.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Meninggalkan Barang Tanpa Saksi

Akhirnya tanpa rasa curiga, Agus pun mengiyakan ajakan permintaan pria tersebut dengan menggunakan dua kendaraan yang berbeda, dan meninggalkan barang kiriman 2 ton bawang merah di gudang itu, tanpa seorang saksi pun.

Nahas, sesampainya di wilayah Wado, ia tak berhasil menemukan alamat yang hendak dituju, termasuk kehilangan jejak orang yang menunjukkan arah jalan.

“Karena kebingungan, maka ia bersama dua saudaranya akhirnya memutuskan kembali ke rumah tempat semula ia menurunkan bawang merah di kawasan Malangbong,” kata dia.

Nasi sudah menjadi bubur, akhirnya nasib malang pun tidak bisa dihindarkan, setelah mendapati tempat yang diduga gudang tersebut, sudah kosong tanpa meninggalkan satu karung pun bawang merah bawaanya.

“Saat itu saya baru menyadari jika saya telah menjadi korban penipuan,” kata dia.

Selain bawang merah seharga Rp36 juta, sebanyak 10 orang yang sebelumnya ikut menurunkan kiriman bawang merah, ikut raib dari gudang tersebut. “Semuanya sudah ikut menghilang,” ujarnya pasrah.

Mamah, 48 tahun pemilik tempat yang diduga gudang tersebut mengaku jika tempatnya biasa digunakan untuk kontrakan menyimpan barang.

Sebelumnya, Jumat 27 Agustus lalu, lokasinya didatangi dua orang yang ingin mengontrak untuk penyimpanan bawang merah, dan setuju untuk menyewa lokasi itu sebesar Rp800 ribu per bulan.

“Saat itu mereka baru memberikan uang Rp100 ribu kepada saya, katanya hitung-hitung tanda jadi,” ujarnya.

Awalnya Mamah mengira jika kedua orang tersebut tidak jadi menyewa lokasi, sebab tidak ada kelanjutan pembayaran, namun Rabu (1/9/2021) saat kejadian, keduanya tiba-tiba datang dan menyatakan jadi menyewa lokasi.

“Bawang diangkut dengan menggunakan kendaraan Toyota Avanza hitam ke arah Bandung,” kata dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya