Upaya Istri Wapres dan Menteri Kabinet Indonesia Maju Kembangkan Usaha Tenun Ikat di NTT

Ketua Umum Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) Ibu Hj. Wury Ma’ruf Amin membuka secara resmi program Pendidikan Kecakapan Wirausaha (PKW) di Gedung Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).

oleh Dionisius Wilibardus diperbarui 18 Okt 2021, 18:00 WIB
Diterbitkan 18 Okt 2021, 18:00 WIB
Ketua Umum Dekranas Hj. Wury Ma’ruf Amin bersama,Ketua Dekranasda NTT, Julie Sutrisno Laiskodat, memantau lansung pameran tenun ikat di Gedung Dekranasda Provinsi NTT. (Foto Istimewah)
Ketua Umum Dekranas Hj. Wury Ma’ruf Amin bersama,Ketua Dekranasda NTT, Julie Sutrisno Laiskodat, memantau lansung pameran tenun ikat di Gedung Dekranasda Provinsi NTT. (Foto Istimewah)

Liputan6.com, Sikka - Ketua Umum Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) Wury Ma'ruf Amin membuka secara resmi program Pendidikan Kecakapan Wirausaha (PKW) di Gedung Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Minggu (17/10/2021).

Pembukaan PKW dihadiri oleh para pengurus Dekranas, Sekjen Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, Ketua Dekranasda Provinsi NTT, dan beberapa Ketua Dekranasda Kabupaten/Kota se-Provinsi NTT serta pejabat pemerintah daerah Provinsi NTT.

Kegiatan Pendidikan Kecakapan Wirausaha (PKW) ini diselenggarakan secara luring dan diikuti oleh 1.000 orang peserta yang berasal dari 18 (delapan belas) Kabupaten/Kota se-Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Adapun para peserta PKW diutamakan adalah anak usia sekolah yang tidak sekolah atau yang telah lulus sekolah namun tidak melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi yang berusia antara 15 sampai dengan 25 tahun.

Selain itu, juga diutamakan masyarakat yang belum memiliki pekerjaan. Kegiatan PKW ini sendiri dilakukan secara bersamaan di beberapa daerah dengan jumlah jam pelaksanaan mencapai 200 jam yang dimulai pada 17 Oktober 2021.

Pelaksanaan kegiatan itu sendiri mencakup pendidikan teori paling banyak 40 persen dan praktik keterampilan paling sedikit 60 persen.

Kegiatan PKW di Provinsi NTT ini merupakan wujud kemitraan antara Dekranas dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi dan Dekranasda Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Kementerian Komunikasi dan Informatika sebagai salah satu kementerian pendukung Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia turut mendukung adanya program PKW dalam menciptakan wirausaha baru berbasis komoditi tenun dan meningkatkan kecakapan wirausaha generasi muda Nusa Tenggara Timur dalam pelestarian tenun ikat.

Kepada awak media, Wury Ma’ruf Amin berharap agar dengan adanya program PKW, nantinya akan tumbuh wirausaha-wirausaha baru yang mampu menciptakan lapangan pekerjaan serta berkontribusi dalam upaya pertumbuhan ekonomi.

"Salah satu sektor ekonomi yang dapat menunjang yaitu kerajinan tenun. Kerajinan tenun merupakan salah satu komoditi unggulan di Provinsi NTT dan dalam rangka pelestarian warisan budaya setempat," ungkapnya.

Ia mengatakan Dekranas turut aktif berperan serta untuk menggerakkan kembali sektor kerajinan. Dalam situasi saat ini, pemberdayaan ekonomi rakyat menjadi salah satu hal yang penting dan urgen untuk dilakukan.

"Penciptaan dan pengembangan wirausaha baru harus terus digalakkan di berbagai sektor agar ekonomi masyarakat terus bertumbuh," tegasnya.

Ia juga menyampaikan bahwa, tenun akan diusulkan sebagai warisan budaya tak benda Indonesia di UNESCO.

Sementara itu, Ketua Harian Dekranas, Tri Tito Karnavian menyampaikan bahwa selain program PKW, diadakan juga fasilitasi bantuan sarana produksi berupa peralatan tenun dan alat pendukungnya yang diharapkan dapat membantu akselerasi penumbuhan wirausaha baru di Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Sementara itu, Endang Budi Karya sebagai Ketua Bidang Wirausahabaru juga menyampaikan bahwa potensi produk kerajinan di Provinsi Nusa Tenggara Timur sangat baik.

Oleh karena itu, beliau pada kesempatan ini melaksanakan pameran wastra Nusa Tenggara Timur dan pameran 1.000 topi Ti’i Langga hasil pelatihan 100 generasi muda untuk menjadi wirausaha baru.

Ketua Dekranasda NTT, Julie Sutrisno Laiskodat juga menambahkan, 1.000 peserta ini nantinya mendapatkan pelatihan menenun, pemasaran, dan merintis usaha.

"Tiap peserta mendapatkan Rp6.000.000 yang terbagi dalam alat tenun, benang serta modal untuk merintis usaha dan modal yang diberikan tersebut dapat terus berputar sehingga mereka bisa terus berjalan sebagai wirausahawan," dia memungkasi.

Simak Juga Vdeo Pilihan Berikut:

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya