Trans Metro Bandung Dikerahkan Imbas Berhentinya Damri, Cek Rutenya

Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bandung menambah enam unit armada di tiga koridor angkutan Trans Metro Bandung atau TMB.

oleh Huyogo Simbolon diperbarui 03 Nov 2021, 07:30 WIB
Diterbitkan 03 Nov 2021, 07:30 WIB
Trans Metro Bandung
Trans Metro Bandung (Liputan6.com/ Okan Firdaus)

Liputan6.com, Bandung - Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bandung menambah enam unit armada di tiga koridor angkutan Trans Metro Bandung atau TMB. Penambahan unit ini guna menjaga layanan transportasi di Kota Bandung pasca berhentinya sebagian rute bus Damri.

Kepala Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) Angkutan Dishub Kota Bandung Yudhiyana mengatakan, penambahan unit bus TMB tersebut yakni untuk rute Cibiru-Cibeureum, Cicaheum-Cibeureum, dan Cicaheum-Sarijadi. Masing-masing koridor ditambah dua unit armada.

Saat ini, kata dia, Dishub memiliki lima koridor bus TMB. Masing-masing koridor beroperasi delapan unit armada.

"Kita memberikan solusi sementara dengan meluncurkan beberapa armada tambahan di beberapa rute TMB. Namun, akan kita evaluasi terus terkait tambahan armada tersebut," kata Yudhiana di Balai Kota Bandung, Selasa (2/11/2021).

Penambahan unit TMB ini memang ditempatkan di koridor yang sebelumnya beririsan dengan rute bus Damri. Sehingga untuk koridor Antapani-Leuwipanjang dan Antapani-Stasiun Hall tidak ditambah.

Yudhiana menuturkan, hasil pengamatan di lapangan, berhentinya sebagian besar rute bus Damri tak membuat ledakan penumpang di TMB. Hanya ada peningkatan jumlah penumpang sebesar 15 persen.

"Peningkatan tidak signifikan karena mungkin larinya juga tidak ke TMB semua. Ada moda angkutan lainnya seperti angkot, maupun memakai angkutan pribadi dan ojek online," ujarnya.

Kendati demikian, Yudhiana tetap merancang sejumlah strategi agar pelayanan transportasi di Kota Bandung tak terganggu lantaran sejumlah rute bus Damri berhenti beroperasi. Di antaranya dengan menyesuaikan ritase TMB.

"Artinya mengatur pola keberangkatan di waktu sibuk dan tidak sibuk. Frekuensi layanan yang biasanya TMB dan Damri koordinasi dan bersinergi mengatur keberangkatan. Sehingga pengaturan frekuensi tersebut tidak mengganggu layanan," ungkapnya.

 

*** Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Simak Video Pilihan di Bawah Ini:


TMB Juga Belum Untung

Menurut Yudhiana, kondisi penurunan penumpang sebetulnya tidak hanya dialami oleh Damri. Saat pandemi Covid-19 juga turut mempengaruhi moda transportasi umum lainnya.

Yudhiana menyebutkan, hingga Oktober kemarin pendapatan TMB sepanjang 2021 masih belum mencapai angka Rp2 miliar. Padahal, tepat sebelum pandemi melanda pada 2019 silam menjadi raihan pendapatan tertinggi TMB yang bisa menyentuh angka Rp5,6 miliar dalam satu tahun.

"Target cukup jauh dan bisa kita lihat karena faktor penumpang itu sangat kecil. Bukan hanya TMB, Damri ataupun angkot (angkutan kota) juga itu mengalami penurunan penumpang. Itu lebih dari 50-60 persen," ujarnya.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya