Jelang Nataru, Dinkes Sumsel Harapkan Tak Ada Gelombang 3 COVID-19

Dinkes Sumsel mengharapkan, saat Nataru 2022 mendatang tidak ada peningkatan kasus COVID-19 di Sumsel.

oleh Nefri Inge diperbarui 09 Des 2021, 11:31 WIB
Diterbitkan 13 Nov 2021, 23:45 WIB
Giliran 1.000 Sopir Transportasi Umum Divaksin COVID-19 di Poris Plawad Tangerang
Vaksinator menyuntikkan vaksin COVID-19 kepada sopir transportasi umum di Terminal Poris Plawad, Cipondoh, Kota Tangerang, Kamis (4/3/2021). Ada sebanyak 1.000 peserta pekerja transportasi mulai dari sopir angkot, bus, taksi dan ojek yang divaksinasi Covid-19. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Palembang - Perayaan Hari Raya Natal 2021 dan Tahun Baru 2022 (Nataru) mendatang, berpotensi akan adanya kenaikan penularan COVID-19. Hal tersebut terus diantisipasi oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) Sumatera Selatan (Sumsel).

Kepala Bidang (Kabid) Surveilans dan Imunisasi Dinkes Sumsel Yusri mengatakan, momen Nataru adalah ujian Indonesia saat wabah COVID-19, khususnya di Sumsel.

“Kita lihat di Nataru, ada perpindahan dan pergerakan, mobilitas orang ke satu tempat ke tempat lain. Sangat mendukung penularan COVID-19,” ujarnya, Sabtu (13/11/2021).

Dia mengharapkan, angka penularan COVID-19 di Sumsel tidak meningkat, sehingga bisa melewati gelombang COVID-19 sampai tahun 2022 mendatang.

Terlebih dalam arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) beberapa waktu lalu, libur Nataru ditiadakan, yang sudah diatur jelang perayaan Tahun Baru 2022 mendatang.

Sementara itu, kondisi COVID-1 di Sumsel selama dua bulan terakhir sudah melandai. Bahkan hampir dua pekan ini, lanjut Yusri, hanya ada 10 kasus COVID-19.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Varian Baru COVID-19

FOTO: Jepang Mulai Vaksinasi Virus Corona COVID-19
Seorang pekerja medis menerima dosis vaksin virus corona COVID-19 di Tokyo Medical Center, Tokyo, Jepang, Rabu (17/2/2021). Jepang memulai kampanye vaksinasi COVID-19 dengan suntikan COVID-19 pertama diberikan kepada petugas kesehatan. (Behrouz Mehri/Pool Photo via AP)

“Klaster belum ada. Ketika ada peningkatan kasus, ada klaster besar, segera kita lakukan tracing,” ucapnya.

Dia juga memastikan, jika varian COVID-19 yakni AY 4.2 yang sudah mewabah di Malaysia, belum masuk ke Indonesia, terutama di Sumsel. Bahkan dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes), tidak ada notifikasi terkait varian COVID-19 tersebut.

Yusri menambahkan, jumlah dosis pertama vaksinasi di Sumsel sudah tinggi. Disamping vaksinasi COVID-19 yang meningkat dan kekebalan sudah ada, secara alami juga sudah ada kekebalan dari warga Sumsel.

Terapkan Prokes COVID-19

FOTO: Pusat Vaksinasi COVID-19 Massal Darurat di Surabaya
Seorang petugas kesehatan bersiap untuk memberikan vaksin virus corona COVID-19 Sinovac di pusat vaksinasi massal darurat di lapangan sepak bola di Surabaya, Jawa Timur, Kamis (30/9/2021). Vaksinasi ini dalam rangka percepatan penanganan COVID-19 dan pemulihan ekonomi nasional. (Juni Kriswanto/AFP)

“Di Sumsel juga kita sudah menerapkan protokol kesehatan (prokes), walau memang diakui masih ada yang belum menerapkannya. Tapi kita maklumi. Di luar negeri, vaksin tinggi, tapi prokes masih minim,” katanya.

Penerapan prokes juga dilakukan Raffa, salah satu pelajar di Palembang Sumsel. Selama berada di sekolah, dia terus menerapkan prokes.

“Masker dan hand sanitizer selalu saya bawa dan pakai. Untuk menghindari penularan COVID-19. Tapi Alhamdulillah, di sekolah tidak ada yang terpapar COVID-19. Semua sudah divaksin juga,” ucapnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya