Liputan6.com, Jakarta - Tepat di pembuka tahun 2022 diperingati sebagai hari Siwaratri. Siwaratri adalah hari suci yang dirayakan oleh semua umat Hindu dengan melaksanakan pemujaan terhadap Ida Sang Hyang Widi Wasa dalam manifestasinya sebagai Sang Hyang Siwa.
“Pemaknaan Siwaratri tidak lepas dari cerita Lubdaka yang ditulis oleh Mpu Tanakung. Siwaratri atau disebut juga malam Siwa merupakan momen atau hari yang baik untuk introspeksi diri, merenungkan segala perbuatan dosa kita agar ke depannya lebih baik,” ujar Ni Wayan Nita Jayanti, S.Pd.H, guru Agama Hindu di Bintang Mandiri School, Jimbaran Bali pada Liputan6.com, Sabtu (01/01/22).
Advertisement
Baca Juga
- 'Rupa' Hari Raya Siwaratri dalam Sederet Potret
Terungkap, Banyumas Raya Terhubung dengan Jaringan Global Sejak Era Hindu-Buddha
Gerakan Blora Mengaji Bakal Libatkan Umat Kristen, Hindu, dan Buddha
Di masyarakat banyak yang salah mengartikan yaitu siwaratri dianggap sebagai peleburan dosa, namun hal itu keliru karena bertentangan dengan ajaran agama Hindu yang percaya dengan karmaphala.
Jadi, tidak ada penghapusan dosa karena apa yang kita tanam itu yang akan kita petik. Sehingga lebih tepatnya Siwaratri dimaknai sebagai waktu untuk perenungan dosa meskipun tiap hari kita harus lakukan, namun di hari ini kita diingatkan kembali guna meningkatkan kualitas hidup.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Simak Video Pilihan Ini:
Kegiatan yang Dilakukan
Kegiatan yang Dilakukan
1. Melakukan persembahyangan
2. Jagra yang artinya bergadang
3. Upawas; puasa selama 24jam
4. Monabrata; tidak bicara
Hikmah di balik perayaannya
1. Jagra artinya sadar. Bermakna untuk harus tetap menjaga kesadaran diri atau mawas diri.
2. Upawasa maknanya pengendalian hawa nafsu dan pengendalian diri dari pengaruh duniawi.
3. Monabrata maknanya pengendalian terhadap apa yang kita ucapkan.
Advertisement
Perayaan Siwaratri di Bima School
Menurut Miss Nita, perayaan Siwaratri di Bima School untuk anak-anak bisa melakukan tingkatan nista (terkecil) yaitu dengan bergadang (jagra). Bergadang sambil membaca sastra-sastra Hindu atau sambil mendengarkan Dharma Wacana (ceramah).
Manfaat Perayaan Siwaratri Bagi Para Siswa & Umum
Mengutip paparan IB. Purwa Sidemen, S.Ag., M. Si, di masa Covid-19 ini kita makin banyak melakukan introspeksi dan evaluasi diri. Berbenah dan memperbaiki diri demi perubahan ke arah yang lebih baik dari diri kita yang sebelumnya.Melakukan sesuatu yang baru dan beradaptasi dengan alam sebagai tempat tinggal merupakan bentuk evaluasi bersama.
Harus dipahami bahwa alam tak bisa dilawan, kehendaknya pun tak bisa ditentang manusia.Umat manusia zaman sekarang harus memulai sesuatu dengan prilaku yang baru, bila tidak demikian Dewa Siwa sebagai pamrelina (pelebur) akan menjalankan tugasnya hingga kita pun akan sirna dari muka bumi.
“Manfaat bagi anak-anak yaitu dapat memupuk rasa kebersamaan, mampu mengembangkan sikap maaf memaafkan dan jika siswa mampu berpuasa siswa bisa merasakan posisi orang lain yang kesusahan untuk makan,” kata Wayan Nita menjelaskan.