Pakar UGM Beberkan Alasan Penting Sarapan Bergizi Bagi Tubuh

Ahli Gizi UGM, Mirza Hapsari Sakti Titis Penggalih menjelaskan alasan pentingnya sarapan bagi tubuh.

oleh Yanuar H diperbarui 26 Feb 2022, 06:00 WIB
Diterbitkan 26 Feb 2022, 06:00 WIB
Ilustrasi sarapan dengan roti dan alpukat
Ilustrasi sarapan dengan roti dan alpukat. Photo by Kate Hliznitsova on Unsplash

Liputan6.com, Yogyakarta - Ahli Gizi UGM,  Mirza Hapsari Sakti Titis Penggalih menjelaskan alasan pentingnya sarapan bagi tubuh. Salah satunya, sarapan menjadi sumber energi  untuk  aktivitas selama satu hari.

“Kalau habis tidur 8 jam tidak makan dan minum otomatis kadar glukosa dalam tubuh rendah. Jika tidak mengonsumsi makanan setelah bangun tidur makan akan lemas karena tidak akan bahan bakar yang masuk,” paparnya, Kamis (24/2/2022).

Mirza mengatakan sarapan  tidak akan pernah disimpan dalam tubuh menjadi lemak karena digunakan untuk beraktivitas sehingga pas bagi orang yang ingin menjaga berat badan. Manfaat dari sarapan pagi adalah menjadi sumber energi bagi otak sehingga meningkatkan fungsi kognitif dan konsentrasi.  

“Glukosa dari karbohidrat menjadi energi bagi otak. Dengan sarapan otomatis membuat otak berfungsi dengan baik dan bagi anak-anak atau pelajar membantu meningkatkan kecerdasan memori mata pelajaran yang didapat,” terangnya.

Selain itu, sarapan bergizi juga mampu menjaga suasana hati atau mood. Sarapan menjadi bahan energi yang membuat kondisi otak segar sehingga menjadikan mood bagus.  

Ia menyebutkan sarapan dapat mencegah penyakit maag. Sebab, dengan sarapan lambung akan terisi makanan yang akan menetralisir asam lambung. 

 

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Efek Jangka Panjang

Dosen Departemen Gizi Kesehatan FKKMK UGM ini mengatakan orang yang sering melewatkan sarapan lebih berisiko terkena penyakit jantung koroner. Dari riset terdahulu disebutkan bahwa orang dalam rentang usia 45-82 tahun yang melewatkan sarapan berisiko lebih tinggi terkena jantung koroner.

“Riset ini sudah berlangsung selama 16 tahun sehingga menunjukkan jika risiko tersebut tidak main-main,” tuturnya.

Apabila seseorang memiliki jantung koroner, lanjutnya, lebih berisiko terhadap serangan jantung. Selain itu kebiasaan melewatkan sarapan akan memicu obesitas yang akan memicu munculnya penyakit-penyakit lainnya.  

Risiko lain adalah terkena kanker. Sebab dengan melewatkan sarapan akan menyebabkan keseimbangan metabolisme dalam tubuh. Gangguan metabolik   tubuh ini dapat menyebabkan tubuh berlebih atau kekurangan zat penting  sehingga meningkatkan risiko terkena kanker.

 

Menurunkan Fungsi Otak

Berikutnya, melewatkan sarapan bisa menurunkan fungsi otak. Penurunan fungsi kognitif yang biasanya terjadi salah satunya demensia.

“Sarapan harus dipertahankan sebagai sebuah kebiasaan dan diperbaiki karena dampaknya akan terasa dalam jangka panjang. Hal tersebut menjadikan rentan terhadap masalah kesehatan yang berhubungan dengan penyakit tidak menular yang menjadi salah satu penyebab kematian tertinggi di dunia,” tegasnya.

Mirza menyampaikan penentuan jam waktu makan telah dikaji tidak hanya berdasarkan kebiasaan saja. Namun terdapat kajian ilmiah yang dilakukan berdasarkan jumlah energi yang digunakan (energy expenditure )selama 24 jam seseorang melakukan kegiatan.

“Jam 6-9 waktu bagus untuk sarapan pagi dan idealnya antara jam 7-8, namun bisa disesuaikan dengan aktivitas. Jangan sampai lewat jam 9 karena sudah masuk persiapan pemenuhan kebutuhan makan siang,” terangnya.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya