Liputan6.com, Pekanbaru - Kebakaran hebat melanda Asia Farm Pekanbaru di Jalan Badak, Kecamatan Tenayanraya, Pekanbaru. Peristiwa pada Senin malam itu, 14 Maret 2022, dipicu oleh korsleting listrik di rumah makan di lokasi.
Lisma, HRD Asia Farm menceritakan, dirinya mendapat kabar kebakaran pada sekitar pukul 19.30 WIB. Saat itu, dirinya dihubungi oleh seorang warga yang tinggal tak jauh dari lokasi.
Advertisement
Baca Juga
"Yang menghubungi ini dulunya mantan karyawan," kata Lisma.
Bagaimana kronologi lengkapnya, Lisma tak mengetahui secara pasti karena lokasi sudah tutup saat kebakaran terjadi. Lokasi hanya dijaga oleh sekuriti di pos jaga.
"Api disebut berasal dari kafetaria," jelas Lisma.
Mendapat kabar ini, Lisma langsung menuju ke lokasi. Sampai di sana, api sudah membesar dan melumat seluruh kafetaria atau rumah makan.
"Jadi saya langsung ke kantor, api audah membesar," kata Lisma.
Api juga merembes ke salah satu stand yang biasanya digunakan untuk jualan. Lisma bersyukur tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini. Sementara kerugian ditaksir mencapai ratusan juta.
"Karena pada malam tempat ini memang tutup," kata Lisma.
*** Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Simak video pilihan berikut ini:
Kerugian
Sementara itu, berdasarkan laporan harian situasi keamanan dan ketertiban masyarakat dari Polresta, kerugian akibat kebakaran ini mencapai Rp200 juta.
Polresta Pekanbaru dan Laboratorium Forensik Polda Riau juga tengah menyelidiki kebakaran ini. Petugas sudah ke lokasi memeriksa bangunan bekas kebakaran.
Sebelumnya, Wakil Komandan Regu Pemadam Kebakaran Kota Pekanbaru, Rahmat menyebut informasi kebakaran dilaporkan oleh Lisma.
Ada lima armada dan 20 petugas pemadam kebakaran yang dikerahkan ke lokasi. Pemadaman berlangsung satu jam lebih.
"Karena saat sampai di lokasi apinya sudah cukup besar," kata Rahmat.
Menurut Rahmat, yang terbakar itu ada rumah makan di lokasi. Petugas mengaku cukup kesulitan memadamkan api karena keterbatasan sumber air.
"Kemudian akses, susah mobil masuk," jelas Rahmat.
Advertisement