Mengenal Tradisi Junjung Duli Kesultanan Deli Saat Idul Fitri

Tradisi junjung duli sangat kental dengan nuansa Melayu, di antaranya terlihat pada perangkat adat, sejumlah imam masjid, pejabat istana maupun pasukan pengawal, serta pakaian khas Kesultanan Deli yang dikenakan sultan.

oleh Liputan6.com diperbarui 05 Mei 2022, 04:00 WIB
Diterbitkan 05 Mei 2022, 04:00 WIB
Istana Maimun
Penutupan Istana Maimun dilakukan pihaknya untuk mencegah penyebaran virus corona COVID-19 yang saat ini telah ditetapkan sebagai pademi global oleh Badan Kesehatan Dunia atau WHO.

Liputan6.com, Medan - Di Indonesia, ada sejumlah tradisi yang dilakukan saat hari raya Idul Fitri. Salah satunya yang digelar Kesultanan Deli. 

Hingga saat ini, Kesultanan Deli mempertahankan tradisi junjung duli oleh Seripaduka Sultan Deli XIV Tuanku Mahmud Lamantjiji Perkasa Alam Shah di Istana Maimoon setiap Hari Raya Idul Fitri dan Hari Raya Idul Adha.

"Junjung duli tahun ini, langsung dipimpin Sultan Deli XIV. 1 Syawal kemarin junjung duli diawali Shalat Id di Masjid Raya Al-Mahsun," terang Humas Kesultanan Deli, Tengku Moharsyah Nazmi di Medan, Selasa, 3 Mei 2022, dilansir Antara.

Setelah Salat Id, mendengarkan khotbah khatib, dan bersilaturahmi di Masjid Raya Al-Mahsun, lanjut dia, barulah Sultan Deli menuju Istana Maimoon untuk menjalankan tradisi yang sudah ada sejak ratusan tahun lalu.

Tradisi junjung duli ini sangat kental dengan nuansa Melayu, di antaranya terlihat pada perangkat adat, sejumlah imam masjid, pejabat istana maupun pasukan pengawal, serta pakaian khas Kesultanan Deli yang dikenakan sultan.

Kegiatan ini diawali dengan penghaturan sembah dilakukan kepada Sultan Deli oleh perangkat adat, perangkat istana, kerabat keluarga, imam masjid dan masyarakat, khusus bagi kaum pria.

"Setelah Sultan Deli duduk di takhta, pertama yang melakukan junjung duli itu datuk empat suku, baru orang-orang besar wajir daerah atau raja-raja daerah di bawah Sultan Deli," jelasnya.

Moharsyah yang juga bergelar Tengku Duta Setia Narawangsa mengatakan, tradisi junjung duli ini tidak berlaku bagi perempuan selayaknya kaum lelaki yang menghadap Sultan Deli.

"Setelah selesai, sultan turun dari singgasananya mendatangi perempuan untuk mengucapkan selamat Idul Fitri. Makna tersirat di situ bahwa Sultan Deli sangat menghargai, dan menghormati kaum hawa," terang dia.

Untuk diketahui, Tuanku Mahmud Lamantjiji Perkasa Alam Shah lahir 29 Agustus 1998, naik takhta menjadi Sultan Deli termuda pada 23 Juli 2005, setelah Sultan Deli XIII Tengku Otteman Mahmud Ma'amun Padrap Perkasa Alam mangkat akibat kecelakaan pesawat udara pada 21 Juli 2005 di Lhokseumawe, Aceh.

Tuanku Mahmud Lamantjiji ini didampingi oleh Pemangku Sultan Deli XVI Tengku Hamdy Osman Delikhan Al-Haj bergelar Tengku Raja Muda Deli.

"Hari Raya Idul Fitri tahun 2022 ini bisa kita bilang Tuanku Mahmud pertama kali memimpin langsung tradisi junjung duli bersama pemangku Sultan Deli XIV," papar Moharsyah.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya